Minggu, 28 Desember 2014

Cara

Menghindar dan berprasangka yang terbalik dari yang diinginkan adalah cara terbaik untuk mengelabui isi hati. Ya.... mau bagaimana lagi? Toh setiap manusia pernah mengalaminya. Sibuk memang obat terbaik. Kelak aku harus keluar, menempati ruang-ruang yang belum pernah terjelma. Merintis kepahitan baru mungkin. Berjalan ke depan namun sayangnya kenangan tetap merantai. Kujelmakan saja diriku menjadi bungkam, kutelan semua dengan sadar, pil pahit yang nantinya justru akan menguatkan. Hatikulah, terlalu lemah oleh makhluk bernama manusia.  Hatikulah, meminta-Nya untuk menguatkan. Kalau bisa di detik ini dihapuskan, amnesia saja. Sampai kelak waktulah yang berbicara, waktulah yang menyadarkan. Jika bukan bersamanya, memang begitulah kehendak-Nya. Sampai saat ini aku hanya percaya, yang ditakdirkan denganku akan dibawa-Nya dengan cara-cara indah. Aku hanya perlu lebih bersabar dan mengendalikan hati. Memperbaiki diri, mencintai-Nya melebihi makhluk ciptaannya. Begitulah perjuangan mempertahankan prinsip, dan aku bahagia dengan komitmenku sejak saat itu. Api yang pernah terkobar sudah kujinakkan, Ia tak boleh terbakar karena menalar bahan bakar di waktu yang belum tepat. Ketepatan hanya ketika diri-Nya telah berikan izin. Mungkin nasihatku dulu untuk sahabatku akan sangat membantu disaat ini. Kataku dulu padanya, 

"Bisa jadi resiko manusia itu kebenaran di mata Tuhan. Jadi, banggalah mempertahankan prinsip yang baik. Walaupun semua manusia menghujatmu, yakini Allah tetap bersamamu. Maka dari itu, tak kan ada yang bisa mematahkan apa yang engkau yakini benar. Kelak, kau kan ucap syukur karena memilih itu.." -Fahma Nurika Aisyah

Rabu, 24 Desember 2014

Entah..

"Entah, semakin bertambahnya usia semakin banyak menemukan manusia yg mendekati kita hanya dengan kacamata "untung/rugi" saja. Ketika kita berhasil membuat pencapaian yg gerilya, mereka (selalu) ada. Bak seorang sahabat lama dgn bangganya mengakui (keberadaan) kita. Hingga ketika ujian datang, Allah perlihatkan semua, yg mana yg cintanya karena-Nya, atau hanya sebatas polesan dunia.
Kebahagiaan itu adalah ketika kita mndpt seorang sahabat yg mencintai kita krn Allah. Seorang saudari yg senantiasa mengingatkan dan berjuang bersama, mengakui (keberadaan) kita apapun kondisinya  Semoga... kita smua termasuk di dalamnya..
Tentu dengan bertambahnya usia semakin banyak ranjau yg akan menyapa. Ranjau hati, ranjau dunia, ranjau tahta.. Tp apakah itu bentuk ujian atau kasih sayang dari-Nya? Mungkin hatimu rindu untuk kembali pada pelukan-Nya. Terkadang, bertambahnya usia memang terasa sulit dan pahit, tetapi menjadi dewasa ialah pilihan. Selamat mengarungi kehidupan." (251214)

Selasa, 23 Desember 2014

Berjuang

Hari ini tanggal 23 Desember 2014. Masih ada sisa waktu 18 hari lagi.

Sabtu, 13 Desember 2014

Cuap

Hola! Cihuy! *mulai hiper* haha di sore menjelang maghrib ini gue membubuhkan beberapa pasal lho buat diri gue. Dikarenakan beberapa minggu ini gue sangat sangat sangat nggak produktif hiks. Mungkin karena UAS Perancangan Arsitektur Interior *kasian ya kamu selalu menjadi kambing hitam*  berhasil membuat gue.... nggak produktif sama sekali.

Oke baiklah, beberapa postingan gue yang lalu-lalu agak sedikit sendu, dan mungkin ada yang lebay. Perihal vonis-vonisan itu mulai hari ini gue coba menerimanya, dan di tiga bulanan ini gue bakal jalanin terapi unyu, semoga berhasil :) *mencoba berpositif ria*

Ngomongin soal hidup, rencana gue tambah banyak nih! Haha gue emang nggak boleh menjauh dari yang namanya kesibukan. Sekali aja gue jauh, alhasil diri gue bakalan lumpuh. Beberapa waktu lalu adalah momen terpayah hidup gue, Fahma harus semangat lagi dong! Harus bangkit lagi dong!

Selasa besok adalah Eksternal PAI V. Langkah terakhir sebelum memasuki jenjang skripsi yang sangat gue nantikan. Cihuy lagi, tapi gue masih bingung mau milih tema yang mana.

Hari ini, gue cukup seneng karena udah mulai produktif hehe sakit kepala yang nggak jelas kenapanya kemarin-kemarin itu udah mulai sirna, kayanya kurang minum aja. Kemarin gue, Rani, dan Kak Marissa kumpul cantik di Fisip dan MUI. Tau lah kalo tiga ceciwi ini kumpul bahasannya apa, impian dan masa depan. Kemarin kita muhasabah bareng gitu ngobrolin tentang keteladanan dan 4 wanita teladan dalam Islam. Ujung-ujungnya ngebahas tentang zona nyaman, karier masa depan, pola asuh anak, dan pastinya.. jodoh.

Gue bakal kangen banget diskusi bareng mereka, selalu bisa membuat diri ini jadi bener-bener evaluasi. Apakah semua buat Allah? Bagaimana kita di mata Allah? Aih... jauh.. masih sangat jauh.

Oya, akhir-akhir ini gue dan Rani suka mainan ask.fm haha gue pribadi sih mainan itu buat ngisengin orang dengan pertanyaan-pertanyaan yang nggak biasa. Yah.. cukup menghibur walaupun paling mainan ini bertahan kurang dari sebulan. Kemarin gue sempet gundah dan gelisah lagi perihal "Abis lulus mau fokus kemana woy?" Ah, mungkin karena mikirin itu juga kepala sampe puyeng ya haha alhasil malem ini gue mau list beberapa hal yang bisa gue lakuin. Yang jelas kuncinya gue memang harus keluar. Pernyataan gue kemarin yang bilang mau kerja di rumah aja kayanya gue coret, dengan beberapa pertimbangan serius. *Sok serius lu*

Kita tunggu saja, setahun ke depan gue dimana ya? Haha Bismillah, rencana Allah selalu indah :)

Rabu, 10 Desember 2014

Sederhana


Designed by Fahma Nurika Aisyah
Hasil comot berbagai macam benda dari mbah google. Dapet trik baru untuk nge-desain tanpa perlu buat manual dari awal hahaha senangnya!

Selasa, 09 Desember 2014

Obat

Divonis sesuatu yang sebelumnya tak pernah terdengar, sejujurnya cukup mengagetkan. Semoga kali ini yang terakhir. Setelah belasan tahun, untuk hari ini.. aku benar-benar ingin sehat.

Senin, 08 Desember 2014

Bagaimana

Apakah rasa gelisah itu bisa ditransfer tanpa kata-kata? Apakah gundah dan gulana dapat dirasakan oleh dua orang di waktu yang sama? Apakah itu benar-benar nyata?

Kadang disaat sepi dan menyepi, ada pertanyaan-pertanyaan yang mengusik, menggelitik. Apa kabar? Bagaimana hari-harimu? Apa saja yang telah kau lalui? Apa saja yang akhirnya kau pelajari?

Bagaimana rasanya ketika tidak ada aku?

Sabtu, 06 Desember 2014

Sadar dan Sabar

Setelah bertahun-tahun, akhirnya dapat gue simpulkan bahwa seorang Fahma dulu memang makhluk yang kelewat nggak peka. Hehe *cengengesan miris* Tapi nggak apa, melihat memori lama yang kian pudar, gue belajar bahwa diri gue berproses, dan gue bahagia melihat itu.

Gue tahu betul dulu gue sangat egois, sangat sensitif, gampang ngambekan, sok paling bener, dll yang ngeselin hahaha lucu banget ya hidup. Memang benar ya, kadang roda itu diatas, kadang roda itu di bawah. Dan semua itu adalah soal bagaimana cerdas-cerdasnya kita mengatur perasaan dan perspektif kita. Kadang, berada di bawah tidak selamanya buruk kan?

Buktinya, malam ini gue dapat melihatnya. Apa hikmah di balik kejadian-kejadian dulu, di balik pribadi seorang Fahma yang berproses dari bandel menuju tobat, dari tobat ke bandel lagi, begitu aja seterusnya. Bahwasanya iman itu memang dinamis dan tidak ada yang instan. Jika ada, mungkin saja ia tak rasakan keindahan proses.

Lagi-lagi Allah Maha keren! Selalu keren!
Gue selalu penasaran, menunggu tibanya waktu. Menyelesaikan apa yang memang belum pernah usai, buah dari ketidakpekaan dan keegoisan gue dulu. Kita tunggu saja dengan sabar :p