Rabu, 03 Juli 2013

Apa Jadinya

Apa yang terjadi bila cinta dan benci ada di satu hati?
Apa yang terjadi bila kebohongan dan kejujuran ada di satu hati?
Apa yang terjadi bila sungkan dan rindu ada di satu hati?
Apa yang terjadi bila tak peduli dan peduli ada di satu hati?
Dan................................................
Apa yang terjadi bila namamu ternyata ada di satu hati?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pagi ini jalanan masih lengang seperti biasanya. Angin dengan damai mengenai pori-pori wajahku. Dengan bergegas aku meraih tas dan menuju ke suatu tempat. Ya, tempat ternyaman yang selalu aku datangi, tempat ternyaman dimana aku bisa berbagi keanehan, keramaian, kesedihan, dan perasaan-perasaan lain yang memang aku apa adanya. Disana tempat ternyamanku, dimana aku bebas menjadi diriku sendiri, dimana aku bebas berlaku aneh di depannya, ya... karena ia ada disana. Pun sampai kini, ia masih disana.

Aku susuri tapak jalan yang tetap bungkam termakan zaman. Ia muncul di hadapanku. Sekelebat, cepat dan membuatku teramat kaget. Begitu cepat sampai aku mengatur alunan nafasku. Begitu cepat menyertai kehilangannya. Ya, dirinya tiba-tiba menghilang. Tapi aku yakin ia masih disana. Aku yakin jiwanya tak kemana-mana..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apa jadinya bila tiba-tiba aku kembali mengatakan cinta padamu?
Apa jadinya bila aku kembali jujur padamu?
Apa jadinya bila aku ternyata rindu pada dirimu?
Apa jadinya bila tiba-tiba aku kembali peduli padamu?
Dan........................................................
Apa jadinya bila kamu memang selalu ada di hatiku?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pagi ini aku kembali. Sayup-sayup terdengar adzan berkumandang dari masjid dekat kosan. Sudah lama aku tidak shalat berjamaah. Sudah lama aku tak mendekatkan diri pada-Nya. Sudah lama aku tak melantunkan ayat suci Al-Quran. Setelahnya aku merasa sejuk. Perasaan gelisah yang selama ini terasa di jiwa, perlaham mulai terisi dengan perasaan nyaman. Rasa kosong yang selama ini aku rasakan tak bisa kuceritakan pada siapapun. Kecuali padanya, pada ia yang aku yakin masih disana. Tapi rasa bersalah dan takut teramat sangat menggerogoti jiwa. Aku tak sanggup bercerita padanya. Aku tak sanggup kembali ke hadapannya. Ia yang teramat sangat berharga, ia yang sudah aku kecewakan untuk ke sekian kalinya. Aku sangat jauh dari dirinya. Aku teramat bocah bila dibandingkan dengannya. Aku belum merasa pantas untuknya. Namun tak pernah aku alfa untuk mengetahui kondisinya, betapa bahagia hidupnya. Aku tak mungkin kembali, karena aku tahu ia tak akan menerima. Aku tak mungkin kembali... tapi aku akan selalu disini.

Aku susuri tapak jalan yang tetap bungkam termakan zaman. Ia muncul di hadapanku. Sekelebat, cepat dan membuatku teramat kaget. Begitu cepat sampai aku mengatur alunan nafasku. Begitu cepat menyertai ketergesaanku untuk berlari sejauh mungkin. Ya, aku menghilang dari hadapannya. Tak berani melihat wajahnya, tak berani untuk bertegur sapa. Tapi aku yakin ia masih disana. Aku yakin jiwanya tak kemana-mana..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apa jadinya bila selama ini kita telah sama-sama salah dalam prasangka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar