Sabtu, 02 Juni 2018

Melimpah

Banyak hal yang berkecamuk dalam dada dan pikiran ini.
Sampai detik ini, kadang aku masih tak percaya.
Kerinduan ini kadang menyakitkan, kerinduan akan sahabat-sahabatku.
Perubahan kian cepat, semua tidak lagi sama.

Kadang kerinduan ini terobati, namun di satu waktu kerinduan ini berbuah tangis.
Aku saja sampai bingung, bagaimana mungkin sekarang aku tak bisa menyampaikannya.
Aku merasa ikatan kita terkikis, tidak seperti dulu.

Apakah ini juga karena sikapku? Sudah pasti tentu..

Kata

Aku kangen menulis.
Mungkin hanya dengan ini aku menjadi waras.
Aku bebas bercengkrama dengan diriku.
Tak apa menjadi salah, itu hal yang lumrah.
Tak apa-apa jika belum berhasil, aku lihat kamu sudah berusaha.
Tak apa-apa jika harus bersedih, masih ada detik selanjutnya untuk tersenyum.

Beberapa kata bisa jadi berubah menjadi buas, hingga mematikan.
Kata yang jarang terucap, sekalinya terucap menyakitkan.
Kata yang dampaknya bukan hanya untuk dirimu saja sekarang.
Ada hati yang harus kau pikirkan, berbagai macam hati.

Kalau engkau lelah, orang-orang disekelilingmu juga merasakan lelah.
Bahkan mungkin lebih lelah daripada kamu.
Lalu mengapa kamu dengan lugas dapat membuas?
Tak berpikir seberapa menyakitkannya kah itu?

Aku hanya kangen kamu.
Imajinasi-imajinasiku tentang perasaan.
Lembut dan membangun satu sama lain.
Hanya itu.

Aku saja sudah cukup tak percaya diri dengan hidupku sekarang.
Mengapa kini ditambah kamu?
Cukup diriku saja yang membuatku tak percaya diri.
Jangan ditambah dengan kata-mu.

...

...

Ya, kau benar.
Aku kangen sekali dengan menulis.
Mungkin hanya dengan ini aku tetap waras.