Minggu, 27 September 2015

Entah...

Bingung, sedih..

*nggak bisa berkata-kata*

Bersyukur.. bersyukur.. berdoa. Curhatnya sama Allah aja. Allah akan tunjukkan.. Semangat ya fahem! Semangat trs perbaiki diri dan hati :')


Sabtu, 20 Juni 2015

Jawaban

"Denting waktu seringkali membuatmu jatuh. Santai saja, bangun, sembuhkan lukamu, kmd brjalanlah, berlarilah, terbanglah dgn riang! ;)" #Learn
-FNA, Desember 2014

***

Kebahagiaan itu adalah ketika kita mndpt seorang sahabat yg mencintai kita krn Allah. Seorang saudari yg senantiasa mengingatkan dan berjuang bersama, mengakui (keberadaan) kita apapun kondisinya :) Semoga... kita smua termasuk di dalamnya..

Tentu dengan bertambahnya usia semakin banyak ranjau yg akan  menyapa. Ranjau hati, ranjau dunia, ranjau tahta.. Tp apakah itu bentuk ujian atau kasih sayang dari-Nya? Mungkin hatimu rindu untuk kembali pada pelukan-Nya. Terkadang, bertambahnya usia memang terasa sulit dan pahit, tetapi menjadi dewasa ialah pilihan. Selamat mengarungi kehidupan :)
-FNA, Desember 2014

***

"Semakin aku berdiri diatas kakiku sendiri, sebanyak itu aku akan merasa kecewa. Melihat realita yg jelas-jelas mengiris hati. Fokus pada nilai hidup yang ingin kau wariskan, tuangkan dlm setiap eksekusi rencanamu. Sampaikan rencanamu pada-Nya, minta utk dipermudah. Pelajari sistem dan eksekusinya, jgn prnh lupakan konteks. Aku pasti kan kecewa banyak, tapi aku akan belajar banyak. Jika ingin membantu lbh banyak, lbh luas, lbh dalam lagi, keberanian adalah hal utama yg harus aku pilih. Karena itu modal utama utk tetap menjaga prinsip hidup sampai ajal terjelma di akhir nanti."
-FNA, Maret 2015.

***

Ada nilai-nilai yg kutanam dalam proses ini. Smg dpt menambah kebermanfaatan utk sesama. Sedari SD sangat mencintai dunia craft dan ingin bs jd ahli dlm bidang tsb. Bismillah, Craftypreneur! :) #vbrs
-FNA, April 2015

***

Buat gue craft itu nafas #hasek dengan latihan trs membuat gue jd merasa brmanfaat, mngembangkan skill pribadi dan seneng aja mnghasilkan karya dr tangan sendiri. Ditambah selama ini ilmunya bs diaplikasikan untuk pelatihan Ibu-Ibu. Rasanya tuh bahagia bgt gt!

Selain itu lg nerapin suatu sistem bahwa yg namanya marketing itu ga mesti di satu brand, kita bs bikin cabang2nya yg pd akhirnya slg trkait, gt deh pokoknya #apasihfah haha msh bnyk hal yg perlu dipelajari, doakan smg tujuan2 ini tercapai walopun gw sendiri super bingung tp bertahap ilmunya, sambil dipetain, sambil praktek sambil trs belajar Insya Allah dimudahkan hehe
-FNA, Mei 2015

***

Juni 2015, Allah menjawab keseluruhan doaku dengan menghadirkan Desa Quran.

***

Penuh kebahagiaan! Dari pagi-malam banyak dpt pembelajaran baru yang super bnyk dr org2 di dlmnya. Allah luar biasa hebat :) Makasih bnyk tim Desa Quran yg ceria bangettt dr awal sampai akhir. Bismillah.. ketetapan Allah selalu indah jika kita selalu bersyukur.. Narsis dulu brg Ibu2 Kp.Rawa Kalong 😁 Semoga Allah mudahkan ke depannya, smg banyak makna hidup yg secara sadar kita cerna dan jd momen berharga utk trs smgt berkarya ke depannya!  #Alhamdulillah
-FNA, Juni 2015

***

"...Maka, nikmat-Nya yg manakah yang kamu dustakan?"

desaquran.com
www.facebook/desaquran
www.twitter.com/desaquran





Sabtu, 13 Juni 2015

Desa Quran

Alhamdulillah.. Allah benar-benar memperlihatkan kuasa-Nya pada kami. Desa Quran, sebuah naungan yang Insya Allah membuat diri ini mencintai Allah lebih... dalam lagi. Sebuah naungan yang dalam prosesnya, ketika lelah, perasaan itu tak kan terasa karena ada keberkahan di dalamnya. Ada tujuan yang jelas dan benar bahwa semua ini untuk Allah, untuk melanjutkan amanah Rasulullah. Hua.. Mau nangis, Fahma masih butuh banyak belajar. Untuk itu Fahma perlu didukung dengan lingkungan yang baik.. Yang dapat membawa perubahan-perubahan untuk diri lebih baik lagi.

***

Rasa kecewa itu jelas ada. Dan itu adalah hal yang sangat wajar. Tipikal perempuan seperti kamu tidak akan secepat itu merasa semua biasa saja. Di belakang sana, banyak memori yang telah terukir, banyak rasa yang tertuang sangat dalam. Hingga di ujungnya ketetapan Allah adalah kalian harus berpisah itu hal yang sangat sulit kau terima. Tapi begitulah hidup, dan itulah jawaban atas segala doamu, Fahma..

Kamu berdoa agar Allah memberikan kemudahan untuk segala kerumitan yang terasa. Berdoa kepada Allah diberikan lingkungan yang baik dan dapat membuatmu mencintai Allah lebih dalam.. Berdoa agar Allah mengizinkan keberkahan ada dalam setiap proses yang berjalan. Dan Allah semakin tunjukkan bahwa perpisahan adalah jalan yg harus kami tapaki..

Hingga lagi-lagi datanglah kemudahan dari segala kesulitan.. Allah tunjukkan kembali bahwa Ia sangat sayang kami.. Aku tidak pernah bisa menangkap mengapa Allah begitu sayang, padahal hambanya sehina ini.. :(

Allah, Allah, Allah...
Allah dulu, Allah lagi, Allah terus..
Itu yang selalu Ibu ajarkan kepadaku. Terima kasih Allah.. Terima kasih atas segala nikmat-Mu yang tak pernah redup..


Senin, 08 Juni 2015

Hello, June!

Akhirnya aku memutuskan sebuah pilihan yang amat sulit bagiku. Keputusan yang entah masih terasa hambar, tapi aku percaya ke depan Allah kan tunjukkan mengapa aku harus melewati ini.

Sedari dulu aku hidup dalam lingkungan pertemanan dengan asas "Susah sama susah, senang sama senang." yang menjadikan hingga belasan tahun jalinan persahabatanku dengan teman-teman sangat awet. Mungkin banyak di luar sana yg menganggap asas ini hanya akan merugikan diri mereka. Tapi bagiku justru hal tsb merupakan nilai hidup yg amat berharga yang tak kan bisa dinilai dan dibandingkan dengan karir, pencapaian ataupun harta benda. Mereka semua bs dicari, tp keberkahan persahabatan harus dibangun semenjak dini. Keberkahan persahabatan dunia dan akhirat.

Asas diatas bukan menjadikan kita menjadi manusia yang lemah, ataupun tidak bisa menggapai pencapaian-pencapaian gerilya yg selama ini orang tafsirkan seenak jidat mereka: menang kompetisi, ke luar negeri, kuliah di universitas negeri, kerja bergengsi, dll. Padahal di luar itu nilai yg paling penting adalah ketika kita mampu bersyukur dan dgn itu memahami diri sendiri dan orang lain.

Sebenarnya banyak hal yang ingin aku tuliskan. Tapi nanti saja, aku tunggu proses pembelajaranku dulu, hingga rasa tak enak ini akan terjawab oleh perantara yg Allah berikan. Yang jelas aku belajar bahwa sebuah ikatan persaudaraan tak selamanya dianggap oleh orang lain sebagai jembatan menuju keberkahan. Tapi satu hal, jika kamu merasa itu hal yang tak tepat, jgn jadikan sikapmu sama, jangan jadikan dirimu terbawa perasaan yang melelahkan. Tetap berproses, tetap berjalan.. Allah selalu memberikan jawaban-jawaban yang akan membuatmu belajar . Dan..Memang sudah ditunjukkan kan? :)

****
Entah sampai berapa lama, aku akan menonaktifkan social media kecuali Instagram dan aktivitas menulis di blog. Hiruk pikuk diluar sana sungguh terlalu berisik dan terasa hambar. Mungkin lebih baik berkarya tanpa banyak memegang gadget, membangun mimpi bersama kedua kesayanganku dalam kenyamanan yang sebenarnya. Sampai jumpa dunia maya!

Senin, 01 Juni 2015

Passion

“Passion adalah energi. Maka, rasakanlah kekuatan/energi yang timbul karena Anda berfokus pada sesuatu yang Anda sukai”. (Oprah Winfrey)

-----------------------------------------------------------
Lagi bingung-bingungnya pake banget. Tapi gue percaya Allah akan mudahkan semua ini. Memang kondisinya masih sangat rumit dan sangat berpengaruh pada sikap gue. Harus banyak-banyak sabar, belajar, Allah kan tunjukkan.. Allah kan tunjukkan..

Allah kumohon bimbing aku menuju keberkahan..

Minggu, 24 Mei 2015

Pertemuan

Hidup sungguh penuh jenaka dan rasanya saling berkaitan satu sama lain. Bagai harta berbentuk penyujian jiwa yang dengan sabar dikumpulkan, per-satuan waktu mulai menampakkan dirinya. Sebuah pertemuan.

Aku ingin bertemu dengan seseorang yang karena hati dan sikapnya mampu membuatku terdorong untuk berubah ke arah yang lebih baik lagi. Mampu membuatku mencintai Allah lebih dalam lagi. Karena karakter dan prinsipnya yang begitu kuat ia mampu bertanggung jawab atas mimpi-mimpinya, atas perjanjian yang ia nobatkan bersama dirinya. Dengan itu ia melesat, merasa rendah hati, dan terus berkarya. Dan dengan itu pula ia tidak menghambat apapun yang ada dalam diriku untuk terus berkarya. Aku memang belum mengenalnya, tapi aku sudah bertemu dengannya.

Aku bertemu dengannya dalam balutan doa yang selalu kusematkan kepada-Nya. Doa yang pada akhirnya selalu kuikhlaskan ketetapan terbaik hanya datang dari Allah. Aku memang belum mengenal dirinya, dirinya pasti juga bahkan tak tahu siapa aku. Pernah bertemu, tapi rasanya itu saat diriku masih dalam diri yang jauh dari kata dewasa. Tapi aku selalu merasa Allah yang tetapkan semua ini, yang dengan izinnya akan berada pada sebuah titik: pertemuan.

Satu hal yang kupelajari tentang perasaan bahwa Allah Maha Membolak-balikkan hati hambanya... Dan itu benar-benar terjadi jika kita mau untuk berserah diri hanya pada Allah. Allah selalu tunjukkan apa yang terbaik untuk kita,  semua ini tentang harapan dan amanah yang diperjuangkan untuk masa depan... Siapapun itu, Allah akan tunjukan di waktu yang tepat. Yang bisa kulakukan adalah terus memperbaiki diri sampai pertemuan itu tiba.

____________________________________________________________________________

Mei 2015: Dirinya hadir membawa perasaan baru dalam diriku. Cerita darinya membuatku kembali bersemangat meraih mimpi. Terima kasih.. Keceriaan tampak hadir ketika kau bertemu dengan jiwa yang tepat :)

Kamis, 14 Mei 2015

Hari Ini

Ke Pasar Rebo, lanjut ke Cililitan tapi salah naik angkot 2x, naik busway sampai Ancol. Naik Bus Wara-Wiri, naik gondola, ke pantai, makan, ke pasar seni, ngobrol, curhat, masa depan, sedikit air mata, banyak canda dan tawa. Lepas, terbuka, jujur. Titik temu, bahagia.

Jalan, ngobrol lagi, istirahat, busway, hujan deras, meneduh, makan, pulang. Angkot balik, Cililitan, Pasar Rebo, digodain abang2, langsung pake masker, gelap, takut haha salah naik angkot lagi, harusnya 112 malah 37 *kebiasaan*, untung nyadar, dan pulang!

Langsung minum, ngabarin, dan istirahat. Terima kasih Mbak Via ndut! :)

Rabu, 13 Mei 2015

Tidak Selamanya

Tidak selamanya teman-temanmu harus tahu apa yang terjadi padamu. Jika itu masih bisa kau simpan, simpanlah.. Allah ingin engkau bercengkrama lebih lama pada-Nya. Mungkin di titik ke sekian kau rasakan ini sebagai sebuah derita, tapi rasakanlah bahwa ujian ini datang karena kasih sayang-Nya.

Mencoba menerima, tersenyum :) Allah akan mudahkan.. Alah akan mudahkan..

"Pada akhirnya tempat kembalimu adalah keluarga."

Tidak selamanya teman-teman terdekatmu harus tahu. Tidak selamanya pula kau harus sekeras itu bertahan untuk kuat. Tapi kau tetap bisa memilih untuk tersenyum dan melanjutkan hidup. Melanjutkan tanpa risau dengan keadaanmu yang seperti ini. Karena kau terlahir untuk percaya,  karena Allahlah yang akan menguatkan.. Tersenyum, Fahma :)

Minggu, 10 Mei 2015

Tertutup

Mereka tak pernah tahu betapa tertekannya aku selama ini. Semua tak pernah tahu.. Mereka hanya tahu bahwa aku terkesan tak peduli trhadap ini. Belasan tahun sudah menempuh banyak cara tp tetap tidak ada hasil dan selalu aku yg disalahkan..

Bagaimana aku mencoba peduli jika banyak intimidasi yang selalu menyapa? Kecuekanku adalah caraku untuk tidak menangkap omongan mereka yang menyakitkan. Siapa juga yang ingin menjadi seperti ini?

Ikhlas.. Mungkin selama ini aku belum menerima, atau mereka yang tidak menerima kondisiku. Aku lelah, benar-benar lelah. Lagi-lagi hanya tangisan tanpa suara yang bisa aku lakukan. Aku ingin pergi.. Allah..

Sabtu, 02 Mei 2015

Terkapar

Sudah seminggu lebih kondisi badan sedang tidak fit. Tapi yang ada malah tetap memaksakan diri ya Fah? Heu alhasil di rumah selalu tinggal ampasnya, pusing dan tidur.

Hari ini seharusnya pergi, tapi sepertinya tidak jadi. Lebih baik istirahat dulu, memulihkan kondisi diri. Siapa yang akan peduli selain diri sendiri?

***

Aku sedang mencoba meraih mimpi yang seutuhnya. Kali ini kolaborasi bersama 2 teman kuliahku dan 2 teman SMA-ku. Aku sangat sangat sangat bersemangat menjalankan ini. Semoga Allah akan tunjukkan pintu jawabannya lewat ini. Alhamdulillah meeting perdana berjalan lancar, akhir Mei ini Insya Allah sudah bisa launching. Setidaknya dunia tidak jadi sepi di beberapa waktu.

Memang sekarang fasenya lagi, teman-teman (juga aku) sudah sibuk urusannya sendiri-sendiri. Bukan hal yang buruk, memang sudah waktunya seperti ini. Akan merasa sepi ketika kita sedang luang, ingin bermain tapi tidak ada waktu. Apa enaknya kerja seperti itu?

Perbincangan dengan Mella Upi kami simpulkan bahwa kami adalah pribadi bebas dan tidak suka terikat dengan tekanan yang rutin dan ujung-ujungnya hanya sandiwara hidup. Bosan, jemu, sama sekali tidak menarik. Maka dari itu kami bertiga suka sekali jalan-jalan dan mengeksplor sesuatu. Lewat hobi kami akan berkarya, dan dengan karya kami akan hidup :)

Bismillahirrahmanirrahim. Smg Allah mudahkan rencana kami..

Minggu, 26 April 2015

Bertahan

Semenjak segalanya berubah, mungkin saja hati dan otakku sudah terlalu penuh dan menutup kebenaran di depan mata. Semenjak aku berhenti dan mencerna dengan lama, barulah aku paham bahwa hal ini benar-benar sudah tidak bisa dipaksakan lagi. Ketika pertanyaan menyeruak, 
"Apakah ini salah?" Bagiku tidak ada yang salah, hanya saja mungkin Allah belum mengizinkan kita semua ada dalam satu naungan yang sama.

Rani pernah mengatakan, "Mungkin saja kita sekarang ini nantinya hanyalah labuhan sementara. Disini kita belajar dan kemudian masing-masing dari kita akan berlabuh di tempat yang berbeda."

Berlalunya waktu makin memperlihatkan bahwa kami memang benar-benar berbeda. Sebenarnya bukan masalah ketika itu hanya perbedaan sikap atau apapun yang masih bisa diperbaiki dengan saling mengerti dan komunikasi. Namun jika hal itu menyentil penuh prinsip yang dijaga hingga kini, bagiku itu sudah sama sekali tak sama.

Sebisa mungkin kupertahankan hubungan yang bahkan semenjak awal sudah sangat rapuh. Sulit sekali tetap mempertahankan orang-orang yang pada akhirnya sudah tidak ingin berada lagi disini. Dan ketika perasaan itu menyerangku, giliranku yang bertanya: aku harus bagaimana?

Tabayyun. Bukan sekali dua kali kami lakukan tabayyun, di tambah mengatakan apa yang diinginkan bersama. Fokus apa yang harus kita lakukan dahulu, baru kemudian beranjak ke hal-hal lainnya. Pada akhirnya timbul kesepakatan untuk membagi peran, kami setuju. Hingga sang waktu memberiku paham yang semakin hari malah semakin tak kupahami, dan ia pada akhirnya harus keluar di waktu kini.

Aku menceritakannya pada sahabatku keseluruhan perasaanku dengan harapan dapat menggapai solusinya. Dan ternyata, sahabatku merasakan hal yang sama denganku. Keseluruhan perasannya sama, sudah tidak nyaman lagi karena berbeda prinsip. Ia mengatakan,

"Sejujurnya aku bertahan karena masih ada kamu disini. Hanya kamu teman yang memiliki prinsip yang sama. Karena itulah aku masih bertahan."

Hingga pada akhirnya kamipun saling menguatkan untuk menyerahkan ini pada Allah. Awalnya kami takut bahwa ini hanya akan menjadi ghibah, namun kami mencoba mencernanya dengan alasan-alasan logis mengapa perasaan ini bisa sampai muncul dan ternyata bukan hanya kami berdua yang merasakannya. Pada akhirnya kami mulai dengan memaafkan apa yang pernah saudari kami lakukan kepada kami dan detik ini juga harus memperjuangkan prinsip awal kami. Jika memang sudah tidak satu frekuensi, maka tidak usah dipaksakan dan dengan berat hati memang harus kami lepaskan...

Bukan melepaskan mimpi di awal, perjuangan yang diperjuangkan diawal.. Namun melepas naungan yang membesarkan kita bersama. Mungkin Allah memang belum izinkan.. Allah, Allahlah yang akan tunjukkan segalanya pada kami..

Minggu, 19 April 2015

Perihal Hidup Kedepannya

Suatu ketika Abdullah bin Mas'ud bertanya kepada Rasulullah SAW:
"Wahai Rasulullah pekerjaan apakah yang paling Allah cintai?"

Beliau menjawab:
"Shalat pada waktunya."

Ia bertanya, "Lalu apalagi ya Rasul?"
Beliau menjawab:
"Taat pada orang tua."

Ia bertanya, "Lalu apa lagi ya Rasul?"
Beliau menjawab:
"Jihad di jalan Allah."


***

Semoga kamu, siapapun yang diizinkan Allah bersamaku, mempunyai prinsip yang sama seperti apa yang tertulis diatas. Kelak, saat kita disandingkan untuk mengarungi bahtera tersebut, engkau dapat menjadi imam yang baik untuk keluarga kita dan kita saling menjadi partner yang senantiasa setia bersama dan selalu mendukung. 

Aku memiliki banyak rencana ke depan yang tentu itu akan terwujud atas seizin Allah dan juga seizinmu. Tentu akan terwujud karena rahmat Allah dan dukungan penuh darimu. Hari ini aku belajar untuk fokus kepada nilai-nilai yang aku pegang sedari dini dan keyakinan penuh bahwa Allah benar-benar akan selalu memberikan yang terbaik kepada hambanya.

Perihal jodoh, benar-benar kuserahkan hanya pada-Nya. Sebagai manusia kita tidak boleh melampaui batas izin-Nya. Satu hal yang pasti kewajiban kita adalah tetap berusaha melayakkan diri. Teruslah berproses karena-Nya, karena Allah sayang sekali pada hambanya, akan ditunjukkan jalannnya melalui hati nuraninya. Hingga Allah kan berikan keberanian untuk memulai satu langkah yang baru. Dengan catatan kita tidak mengotori proses tersebut :)

Insya Allah, Allah selalu bersama hambanya yang selalu mengingatnya. Alhamdulillah... hari ini Allah bukakan hatiku kembali untuk melihat sesuatu dengan pandangan yang jernih. Kuasa-Mu selalu memelukku hingga aku benar-benar terenyuh, apalagi yang bisa kulakukan selain terus bersyukur atas rahmat-Mu ya Rabb..

Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah..
Bismillah, luruskan niat, jawaban Allah selalu indah. #hopeforthefuture

Selasa, 07 April 2015

Rahasiaku

Aku adalah seorang perempuan yang dilahirkan Ibu 22 tahun lalu. Tepatnya di hari Rabu, di tanggal 25, dan di bulan Agustus. Aku si bungsu yang sangat nakal dulunya dan dididik menjadi amat mandiri di usia muda. Sebut saja:

1. Sewaktu kelas 2 SD, aku sudah mencuci tempat makanku sendiri,
2. Sewaktu kelas 4 SD, aku sudah menyiapkan bekal makan siangku sendiri, mencuci piring, belajar memasak dan aku sudah bisa memasak nasi goreng di kompor gas ataupun kompor minyak.
3. Sewaktu kelas 6 SD, aku sudah mencuci bajuku sendiri.
4. Selama hidup, aku tidak pernah dibelikan HP bagus oleh ayah. HP yang dibelikannya adalah jenis HP yang merk-nya saja bahkan tak terkenal, atau paling bagus esia. HP paling bagus yang dibelikan ayah adalah BB disaat aku telah kuliah, dan itupun saat BB sudah tak terkenal lagi dan sedang diskon besar-besaran.
5. HP bagus pertamaku ialah Sony Ericsson yang ada kameranya. Itu kubeli dari uang hasil tabungan lomba dan lebaran, seharga Rp 700.000,- sewaktu SMA. Itupun kubeli bekas dan kena tipu, kameranya cepat sekali rusak.
6. Setelahnya aku kembali memakai Esia.
7. Aku bersekolah di Nurul Fikri yang bisa disebut sekolah muslim swasta yang cukup elit. Aku adalah si bungsu yang sangat cemburu saat SD karena teman-temannya diantar naik mobil ke sekolah, punya piaraan kucing Anggora, dan merayakan ulang tahun besar-besaran di rumah.
8. Perayaan ulang tahunku hanya sekali. Itu juga mungkin karena aku merengek pada Ayah, akhirnya ulang tahunku dirayakan dan ramai orang berdatangan. Sisanya tak ada perayaan, dan tak ada kado.
9. Saat SD aku tidak menonton televisi. Bukan kami tidak punya, tapi TV kami selalu ada di atas lemari. Hanya boleh menonton di hari Minggu saja.
10. Saat SD aku naik jemputan, dan aku selalu duduk di bagian depan bersama Neysa dan Pak Supir, namanya Mas Umar.

11. Di jemputan aku sering memalak seorang adik kelas kami setiap hari. Hingga akhirnya Ia mengadu pada ibunya. Aku ingat sekali, saat itu aku sedang nonton Hachi dan mendapatkan Ibuku marah besar setelah mendapatkan telpon dari Ibu sang anak.
12. Aku SD sangat menyukai olahraga dan aktivitas bergerak.
13. Aku sering mendapat 3 besar sedari SD (hanya beberapa kali di luar itu)
14. Aku SD sangat sebal pada Ibuku dan kadang menganggap Ia Ibu Tiri karena aku disuruh belajar urusan rumah tangga di saat teman seumuranku sibuk bermain.
15. Aku punya dua kubu teman dari kalangan yang sangat berbeda. Di rumah aku bermain bersama teman-teman dengan ekonomi sangat rendah (Orangtuanya pembantu di rumahku, TKW, buruh, dll) di sekolah bermain bersama mereka yang bercukupan.
16. Aku kecil banyak diisi oleh aktivitas bermain di luar, mewarnai gambar dan kaligrafi, menggambar, tahsin, dan mulai menghafal quran (karena di sekolah ada pelajaran tahfidz). Saat SD aku sudah hafal juz 30.
17. Aku kecil suka bermain di rumah tetangga sampai sore, karena disana aku bisa menonton TV. Hingga setiap sore aku selalu mendapatkan Ayah dan Ibu marah dan menghukumku dalam diam.
18. Sedari kecil aku selalu bertengkar dengan kedua kakakku, kebanyakan karena mereka menggodaku dengan sebutan gendut atau mulai bermain fisik seperti: menjitak, memukul, dll. Itu tak seseram yang kamu bayangkan, hanya adu fisik biasa antara kakak-adik.
19. Karena sedari kecil berkelahi, akupun jadi cengeng namun kuat.
20. Aku tidak pernah punya boneka karena tidak pernah diizinkan oleh Ayah. Boneka pemberian pembantukupun dibuang ayah ke tempat sampah.
21. Saat kecil rutin setiap Minggunya aku selalu jalan-jalan bersama Ayah dan Ibu, kemanapun.
22. Aku sangat ceriwis bersama teman-temanku, tapi sangat pemalu di depan saudara-saudaraku.
23. Saat SD aku mendapat sertifikat Siswa Berprestasi
24. Saat SD aku punya 2 geng: Qanaah dan Ubel
25. Saat SD aku sudah merasakan cinta monyet. Aku suka pada seorang laki-laki karena wajahnya mirip pemain di drama korea Memories of Bali.
26. Saat SD aku mulai ikut ekskul menjahit dan memasak, juga kepanduan.
27. Memasuki SMP aku masih sangat menyukai pelajaran seni
28. Saat SMP banyak kuhabiskan membaca komik di rental komik mulai sepulang sekolah sampai jam 20.00 WIB, jika weekend dari jam 10.00-18.00 WIB. Dahsyat kan?
29. Saat SMP aku sering mendapat peringkat hingga aku masuk ke dalam kelas A (yang isinya anak-anak pintar), namun kemudian prestasiku menurun karena aku keranjingan baca komik.
30. Aku adalah siswi yang bandel, beberapa kali dipanggil BP karena menciptakan keributan bersama teman-teman.

31. Saat SMP aku mulai mengenal kata bolos.
32. Saat SMP aku mulai banyak melihat temanku berpacaran.
33. Saat SMP aku mulai ikut lomba membuat poster dan kebanyakan menang, dari sana aku mendapatkan uang yang kubelikan berbagai macam perlengkapan seni.
34. Aku mulai sangat mencintai dunia menjahit, khususnya crafting.
35. Mulai SMP aku berjualan boneka jari flanel ke teman-teman dengan harga yang sangat murah.
36. Saat SMP aku menyukai teman satu angkatanku karena mukanya mirip Naruto, yang saat SMA menjadi salah satu sahabat baikku.
37. Teman-teman di SMPku adalah teman-teman di SD-ku.
38. Saat SMP aku punya dua geng tambahan: Geng Hylyfesa dan Geng Awan.
39. Saat SMP aku masuk ke dalam geng eksis (SDpun juga) yg karenanya selalu rutin dipanggil BP.
40. Aku SD sangat egois namun Neysa menasehatiku, sejak itu mulai dari SMP aku berubah.
41. Namun karena sifatku dulu aku tersisih dari kelompok motivation training di Bandung, aku tidak sekelompok bersama mereka. Saat itu aku marah sekali dan berpikir mereka semua jahat.
42. Teman-temanku ke Dufan tanpa mengajakku.
43.Memasuki SMA aku masih tergabung dalam geng eksis, namun di waktu ini hidupku berubah 180 derajat.
44. Motivation Training dan pengalaman dibenci teman-teman saat SD dan SMPlah yang membuatku berubah memandang hidup. SMA aku benar-benar jauh lebih dewasa.
45. Karena di SMA aku mulai dekat dengan teman-teman yang rajin belajar, rajin tilawah, rajin shalat dhuha, dan rajin mengerjakan sesuatu yang bermanfaat.
46. Fahma SMA suka sekali membaca buku-buku motivasi, Fahma berubah menjadi pendengar yang baik. Teman-teman SD dan SMP menjadi sangat dekat denganku dan mulai curhat semua hal padaku.
47. Karena aku menjadi wakil ketua BSB, aku mulai belajar menjadi seorang leader.
48. Fahma SMA masih suka ikut lomba, di detik-detik UN ikut lomba bersama Nabiel dan Novka, dan kami juara I. Hadiahnya uang tunai 10 juta dan gratis kursus desain di IDS.
49. Fahma SMA sudah hafal 3,5 juz.
50. Saat SMA aku suka seseorang karena sifatnya aneh, mirip tokoh di sebuah komik.

51. Saat itu aku memendam perasaan dengan waktu yang cukup lama. Saat itu pula seorang Fahma benar-benar merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta.
52. Sempat patah hati, namun menuangkannya ke cerita di blog berupa tulisan puitis. Pengalaman itu mengajarkan arti keikhlasan.
53. Walau bandel, Fahma tetap memegang prinsip untuk tidak berpacaran.
54. Namun di akhir SMA, aku merasa penasaran bagaimana rasanya pacaran dan akhirnya HTS-an. Itu dengan orang yang dulu aku suka.
55. Sampai kuliah hubungan kami baik, namun tiba-tiba akupun memutuskan untuk berpisah.
56. Aku merasakan bahwa Allah marah.
57. Walau saat HTS-an kami tidak pernah bergandengan tangan, hanya seperti sahabat baik yang saling bercerita pandangan hidup.
58. Akhirnya aku berpisah dengannya bukan karena sudah tak suka, namun karena takut dengan Allah, dan itu aku utarakan padanya.
59. Hingga waktu berlalu akupun sudah lupa bagaimana rasa sakit dulu.
60. Fahma SMA mendapatkan PMDK yang mengantarkan ia ke Arsitektur Interior, Univ.Indonesia.
61. Bersambung.... (ngantuk)

Senin, 23 Maret 2015

#1 Q&A: Pernikahan

Q: Apa aja yang terjadi beberapa waktu ini Fah?

A: Banyak! Hehe mulai dari marathon nikah (sepupu dan sahabat) yang tak diduga-duga. Adalah Iffah, teman sekelas di SMA yang walau beda geng tapi cukup dekat karena gue dulu suka bully dia heuheu bully dlm artian akrab. Jadi ceritanya, pas SMA dulu kita terbagi dalam geng-geng gitu. Geng-geng yang suka bikin onar (termasuk gue di dalamnya) dan geng-geng pinter (yang rajin kalem dan syahdu). Kalo gue pribadi sebenernya dekat dengan kedua kubu tersebut, kalo lagi pelajaran mainnya sm geng pinter, kalo udah bosen belajar pindah tempat dan ngobrol dengan geng satunya :p Kalo weekend ga ada kerjaan baca komik sm geng pinter ataupun marathon film sm geng yang satunya hahaha dan kedua kubu itu sering banget curhatnya ke gue. Dari yang aneh-aneh pacaran putus-nyambung, gosip pacaran di warnet (dulu nge-hits abis), pacaran beda sekolah, akademisnya kemudian turun, gimana cara tobat, belajar jahit, mau ikut lomba dll pada minta nasihatnya ke gue *cie emak-emak*. Walaupun memang gue lebih akrab dengen geng pembuat onar (sedih banget namanya, tp beneran kita suka bolak balik dipanggil BP hahaha) tapi dengan yang lainnya pun hubungan gue harmonis #cie elah.

Jadi, Iffah ini dulu nge-geng bareng Fikar, Hasna, Ulip, Hilmi, Tazkia, Haifa, Sosan, dan Puspita. Diantara mereka semua, Ipul (sapaan akrab Iffah) dan Fikarlah yang paling polos. Alhasil mereka berdua adalah sasaran empuk anak-anak sekelas buat diceng-cengin alias digoda-godain. Semua bermula di bulan Februari/Maret ya? Waktu itu Fiza bawa setoples coklat dari rumah, kita emang hobinya bawa makanan (mulai dari chuba, kuaci, pia, komo, kacang garuda, permen, sampe bawa alpukat dan pisau ke kelas hahaha). Karena anak-anak (re: geng gue) bosen nggak ada kerjaan, alhasil kita buat mini drama plus oplosan sinetron gitu. Jadi ceritanya tuh coklat adalah pemberian seorang cowok bernama Wadi yang kesengsem berat sama Iffah. Mulai deh sekelas heboh, kebanyakan udah pada tau itu boongan dan ikut mensponsori kejahilan kita, tapi perempuan-perempuan unyu dan polos itu banyak yang menganggap beneran haha ditambah kita minta Fidi (anak cowo) buat sok-sokan nelfon Iffah dan bilang bahwa dia adalah Wadi yang ngasih coklat (kurang bandel apa coba kita?). Seminggu hal itu jadi gosip paling hits seantero jagat sekolah *lebay*, ekspresi Iffah yang polos lucu imut dan kocak ngebuat temen-temen makin seneng ngegodain. Tapi akhirnya berita itu tenggelem karena dikalahkan persiapan UN. Kemudian kitapun beranjak lulus, kuliah, dan menjalankan kehidupan masing-masing, sang waktupun berlalu begitu cepat..

Hingga suatu ketika saat gue lagi tidur-tiduran dengan syahdu, istirahat dari kejaran deadline Perancanga, tiba-tiba HP gue bunyi, ada telpon masuk dari nomor yang tidak dikenal. Pas gue angkat, ternyata dari Ibunya Iffah yang bernama Tante Ina. Ada apa gerangan Tante Ina telpon?

"Halo Assalamualaikum Fahma, apa kabar? Ini Tante Fahma, Tante mau tanya..."
Ternyata Ibunya Iffah minta gue untuk dekor ruang kerja sekaligus kamar tamu di rumahnya, alhasil beberapa belas menit kita ngobrol soal Interior. Hingga pada akhirnya...

"Ini lho Fahma, tadinya tuh kamar ini buat dipake Iffah sama calon suaminya. Tapi ternyata nggak jadi karena mereka nantinya nggak tinggal disini. Yaudah jadinya dibuat kamar tamu aja sama ruang kerja gitu."

"Ooooh... Iffah mau nikah tante?" Sok cool padahal kaget.

"Iya Fahma Maret ini lamaran dan walimahannya, memang belum dikabarin ke temen-temennya, kayaknya Iffah masih malu-malu deh hihi doain ya..."

Habis ditelpon Ibunya Iffah gue bingung. Bingung mau nyebarin ke temen-temen sekelas tapi inget kata-kata Ibunya Iffah "Memang belum dikabarin ke temen-temennya." alhasil gue menahan diri buat teriak di grup WA "Guys, kabar heboh! Iffah mau nikah!!!" *haha sumpah lebay*

Hingga beberapa minggu kemudian kabar itu mencuat langsung dari Iffahnya dan semua heboh. Karena gue udah tau lebih dulu kehebohan gue udah habis hahaha dan kitapun langsung buat grup yang mempersiapkan kado untuk Iffah. Nama grupnya "KADO NIKAHAN IFFAH." Langsung saja main tunjuk Ais sebagai ketua, Anne sebagai wakil ketua, dan gue bendahara. Ow-ow lagi-lagi, selalu seperti itu. Kitapun kasih kado voucher belanja di Centro plus plakat istimewa ada gambar ilustrasi Iffah sama suaminya dan sebuah tulisan:

"Selamat Iffah. Akhirnya kamu menemukan Wadi-mu..." 
(tuhkan, kurang jahil apa coba kita?)

Hahaha selamat ya Iffah, memang nggak nyangka secepat ini, tapi kita semua bahagia banget! Semoga Iffah dan suami selalu dalam keberkahan nikmat dari Allah ya. Tetap jadi Iffah yang selalu ceria, selamat mengarungi kehidupan baru yang penuh dinamika, semoga Allah kuatkan dengan balut kasih sayang ya. Love ipul! :*

Jumat, 13 Maret 2015

Be strong!

Menjaga prinsip tidak pernah salah. Pandangan manusia yg seringnya menyakitkan dan mematikan. Be strong. Semua akan menjadi pembelajaran berharga yang mendewasakan. Tetap perjuangkan makna hidup, Allah akan selalu ada untukmu.

Selasa, 10 Maret 2015

Tulislah Agar Engkau Mengingatnya

1:08

Jari jemari mengetik dengan perasaan meluap. Inilah mungkin yang dinamakan kecewa kepada dunia. Manusia, keserakahan, emosi, jabatan, dan kesemuanya yang menggelikan. Semakin kau masuk dan menyelam, separah itulah sistemnya sudah membutakan. Kau akan lihat betapa kerdilnya manusia yang sudah melupakan hatinya ketika mengambil kebijakan, kau kan lihat seberapa busuknya aroma kepalsuan. Dusta, ia membantu semua berdasarkan kepentingan nafsu dunia. Ya, hal yang wajar ketika manusia mempunyai kepentingan, semua pasti memiliki kepentingan, hal yang aneh mengusik mengkritik "Ah dia punya kepentingan." Ya semua memang punya, hanya saja niatnya kemana, itu yang perlu dipertanyakan dan dikritisi.

Kau kan lihat bahkan dari lingkungan sekitarmu. Begitu mudahnya ia melonglong sendiri tentang kinerja di sekitarnya, tentang sistem pemimpinnya, namun tanggung jawab ia pada pekerjaannya pun sama saja. Kopong, hendak kemana ia pertanggungjawabkan ucapannya? Maka dari itu diri ini selalu memberikan sinyal risih dengan manusia yang terlalu banyak bicara, entah terasa begitu saja, mulutnya berbusa bergelimang prasangka, padahal ia harusnya berkaca.

Kau kan kecewa banyak selepas kau menjalani semuanya dengan mandiri. Kau kan belajar menerka, memang pada akhirnya sedikit sekali yang patut kau jadikan teladan. Rasulullah haruslah sebagai panutan utama. Ah... selalu rindu membayangkan bagaimana sulitnya Rasul membimbing ummat. Tak pantas aku menyerah. Semua untuk melanjutkan apa yang Rasul wariskan, semua untuk Allah. Semua, di dunia, sebagai pembelajaran, amal yang engkau bawa kelak.

Hari ini aku benar-benar kecewa. Malam ini aku berdebat sengit dengan salah satu pengajar di kampus tentang sebuah tanggung jawab. Kuutarakan dengan bijak, apa yang memang seharusnya disampaikan. Dan Ia banyak berdalih, tentu, apalagi yang dibicarakan selain alasan-alasan normatif dan pada akhirnya "Menganggap hal yang beliau lakukan adalah wajar." Tak heran mengapa tidak banyak terjadi perubahan disini. Karena semua takut menuju zona perubahan, terkulai nikmat di zona nyamannya masing-masing. "Ingin mendapat tapi tidak dengan rasa sulit, ingin mendapat tapi tidak dengan merasakan pahit." Itu perjuangan atau pendzoliman? Kenikmatan duniawi memang melenakan. Entahlah, aku benar-benar kecewa.

Rasa kecewa selalu kuutarakan disini, hanya untuk diriku. Untuk mereka yang kuberikan adalah kesabaran setelah aku selesai dengan apa yang ada dalam hatiku, kemudian menyaringnya dengan jernih dan bertanggung jawab dengan menyampaikan secara bijak. Sampaikanlah jika itu bermanfaat, walau hal pahit yang harus kau keluarkan, semoga menguatkan.

Di umur 21 tahun ini, aku belajar untuk semakin berani mengungkapkan apa yang aku pandang, apa yang kurasa salah, dan apa yang harus diselesaikan. Masalah kian menumpuk karena kita sebagai manusia tidak berani mengemukakan pendapat atau justru terlalu banyak mengungkapkan pendapat yang tidak penting. Maka dari itu perlulah seimbang, seimbang ilmu dan ucapan. Berucap setelah memikirkan, ilmu didapat karena berpikir. Berpikir sebelum berbicara..

Aku harus kuat! Allah yang akan menguatkan. Menyerah bukan tabiatku, karena Allah telah titipkan segala potensi yang dengan penuh syukur kuterima dan harus kuamalkan. Kerjakan semua dengan niat untuk Allah, bukan dengan fokus "mendapat balasan." Jika memang tak dunia, yakini di syurga. Jika memang tidak, yang terpenting adalah keyakinan bahwa Allah selalu bersama kita, pahit dan manis yang Ia beri ialah bentuk kasih sayang sebagai proses pembelajaran hambanya. Belajar siroh agar selalu ingat perjuangan Rasul dan Sahabat. Kuatkah kita?

"Promise yourself to be strong  that nothing can disturb your peace of mind."

Selamat berproses, Fahma Nurika Aisyah. Ingatlah, Allah yang akan menguatkanmu :)

Sabtu, 07 Februari 2015

Aloha!

Aloha!
Malam ini tepat pukul 0:41, sedang apa ya diriku malam-malam begini? Haha tak lain tak bukan adalah nyiapin campaign. Semenjak mengenal dunia baru yaitu Internet Marketing, banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak banget hal yang harus dipelajari. Pernah nggak sih merasa "Kayaknya gue bodoh banget." dan tetiba ada semacam luapan perasaan pengen baca ini itu paham ini dan itu. Dan gue beberapa waktu ini ada di masa itu! Dan itu benar-benar membuat gue pusing. Yang ada kemudian gue nge-list ilmu apa yang harus gue pelajari secara bertahap. Gue belajar juga kalau terlalu menggebu pengen melahap ilmu ini dan itu adanya yang kebawa napsu, dan semua jadi nggak kepegang.

Okelah beberapa waktu ini gue disibukkan dengan hal-hal dibawah ini:

1. Bolak balik Bandung nyiapin produk baru
2. Foto Produk, cari model dan berdayain temen-temen SMP dan SMA hahaha
3. Nyiapin campaign untuk Dreamdelion, Kian-Kain
4. Nyiapin produk buat Kian Kain
5. Ngurusin Kampung Hijau
6. Ke Poklili, komunitas kelompok peduli lingkungan.
7. Nyiapin sesuatu untuk pertengahan tahun ini, yang cukup buat gue pusing jumpalitan. Tapi jalanin aja, semoga hasilnya yang terbaik dari Allah :)
8. dll

*ketauan males nulis* Hahaha btw gue belum cerita ya tentang Kian Kain? Kapan-kapan deh ya gue cerita, Kian Kain ini berdiri karena kejenuhan dan kestressan gue menjelang UAS Perancangan terakhir. Emang dasar bocah aneh ya gitu deh jadi saking kreatifnya malah melampiaskannya dengan kerajinan tangan heuheu. Ada banyak hikmah di balik si Kian Kain ini hahaha.

Terus tau nggak yang paling penting? Gue belum nyentuh skripsi sama sekali lhoooo *ehem* coba dong tolong Fahma fokus dulu ke akademisnya hahaha udah ah ngantuk. Ini postingan ter-gajelas kayanya. Oyaaaa kejadian kemarin yang sempet buat gue nangis2 bombay semingguan dan bikin kaya orang gila *eh ini serius* akhirnya menemukan titik terang, dan sekarang gue bisa tersenyum bahagiaaaa :p Alhamdulillah *sujud syukur*

Intinya, makin sayang sama Allah hehe gdnight guys!



Senin, 12 Januari 2015

Serius

Kamu tahu aku paling tidak suka suasana serius. Dan kau melakukannya di tengah ramainya manusia, aku benar-benar merasa tidak nyaman. Ah.. hari ini tangisku pecah lagi. Kurang lebih sudah seminggu masalah ini menggelayuti. Aku sedang butuh teman, hal-hal kecil saja mampu menyulut emosi hatiku, karena aku benar-benar sedang kalut. Aku benci suasana seperti ini. Jangan ditambah lagi.

Besok Bandung akan jadi tujuanku. Kesibukan akan jadi tujuan utamaku. Mendekati wisuda makin banyak yg berusaha, mematikan handphone merupakan pilihan yang paling nyaman. Aku tak ingin diganggu, dan takkan secepat itu percaya. Ah.. kasihannya diriku, terlalu serius.

Sampai kapan kau mau pasang tembokmu? Sekali ini saja kenapa tak kau coba runtuhkan?Sialnya, memang sudah terlalu sulit untukmu percaya. Yg sejati itu mungkin memang benar-benar tidak ada ya.

Jumat, 09 Januari 2015

Maaf

Merasa agak sedikit bodoh saja.. Beberapa waktu lagi aku akan pergi dan berkenalan dengan berbagai macam manusia. Hai tempat yang luar biasa tenang, aku akan datang lagi kesana. Mendengar gemerisik syahdu yang membuat diri ini sejenak lupa. Aku suka suasanamu. Kukan ucap salam perpisahan yang paling sunyi. Biarkan semua tetap seperti ini, kuselesaikan semua dengan tanggung jawab. Tapi aku tak akan merubah apapun yang ada. Kau tetap dengan posisimu, silakan.. Karena memang dirimu yang punya hak mengambil pilihan atas jiwamu. Aku akan pergi detik ini juga.

***

Kosongnya isi terpenuhi olehnya yang lain. Kuketuk ruang-ruang itu dengan perasaan lemas, sekujur tubuhku sudah lelah, terlebih mataku, apalagi jiwaku. Semalam suntuk aku hanya menangis pilu, lebih pagi aku termangu melihat pendar cahaya. Aku jadi sangat suka malam, gelapnya menentramkan. Mungkin aku memang sudah benar-benar gila.

Candu apa yang mengikatku sampai sedalam ini? Aku bagai kepingan yang dihantam batu besar dan pecah! Sama seperti anak-anak yang bermain di pinggir kali, mencari batunya kemudian menghantamkannya sekeras mungkin. Sakit.

Kau jelas lebih merana, tapi aku tetap akan berbaring menatap sang lorong-lorong jalan, yang hanya ada dalam lekat anganku. Nyatanya kini aku harus kembali ke ribaan-Nya. Selamat tinggal, maafkan aku.

Rabu, 07 Januari 2015

Terlepas

Aku tidak tahu mengapa semalam semua perasaan campur aduk. Aku menangis dalam diam, namun aku tahu persis lelehan air mata itu begitu deras. Allah... Allah... Mohon kuatkan. Mohon kuatkan.

Aku tidak tahu aku jenis manusia seperti apa. Yang jelas semalam aku takut sekali, aku takut akan diriku sebagai hamba yang terseok melupakan Sang Maha. Allah, tolong tetap dekat denganku..

Boleh kan kita serapuh itu kalau di depan Allah? Memang diri ini sangat rapuh. Bahkan jelas-jelas tetap terasa sakit ketika kebenaran itu akhirnya berani aku ungkapkan. Yang sangat kutahu keberanian itu dikirimkan oleh-Nya lewat doaku semalam. Bahkan saat melihat timeline Facebook atau social media lain semua terasa seperti mengingatkan kembali. Entah kau bilang itu hal yang aneh dan nggak jelas, aku tak peduli. Tapi aku memang berdoa, tolong lewat perantara apapun, tunjukkan jalan-Mu. Ini semua tentang berkah kehidupan, yang sangat kupercaya tiap tindak-tanduknya selalu dicatat dan akan diminta pertanggung-jawabannya di akhirat kelak. Apa itu masih menjadi satu hal yang aneh buatmu?

Menurutmu bagaimana? Ketika diriku berbicara soal persaudaraan dan tanggung jawab di hadapan Illahi, sementara engkau berbicara soal dunia dan materi. Menurutmu aku harus apa? Ketika aku ingin berusaha menggapai segala sesuatunya karena Allah, tapi di hadapanku kau meminta untuk berjuang demi reputasi di mata manusia. Jadi, harus bagaimana? Jika dari awal tujuan hidup kita sudah berbeda, harusnya hatiku merasa pesimis semenjak awal dan menyerahlah jika kumau. 

Tapi itu bukan tabiatku. Bukan pula dengan berbicara sesuatu yang sangat menyakitkan menjadi hal yang mudah untukku, tapi itu pilihan bijak untuk menyelamatkan hatimu, hatiku, dan hati mereka. Apa rasanya ketika engkau menjadi pusat curhatan semua orang? Bagaimana rasanya ketika kau harus siap pasang badan mengutarakan semuanya untuk suatu hak, dan itu baru satu saja, hak berpendapat? Bahkan sakit rasanya ketika tahu masih saja banyak yang tak berani mengemukakan pendapatnya. Sebenarnya sakit rasanya ketika harus pasang badan untuk banyak orang. Sakit karena pada akhirnya aku harus terima ketika sasaran utama itu kemudian membenciku.

Sakit sekali... Aku sampai bingung harus seperti apa. Aku butuh teman untuk berdiskusi soal pahit ini. Tapi.. adakah yang mau mendengarkan dan bersedia menasehatiku?