Senin, 23 Juli 2012

UItoPimnas!

Banyak orang yang kaget pas liat foto/tweet gue dan Cyndi. Pertanyaan mereka,

 "Kalian ikut PIMNAS?!"

Oke, kita perjelas disini. Kita emang ikut Pimnas, tapi gak ikut lombanya. Kisah ini berawal dari gue yang diajak Kak Mel, kakak asuh gue, buat ikut ke jogja. Detailnya sih gini, jadi Kak Al, semacam ketua UI di Pimnas gitu, lagi bingung nyari orang buat pameran UI di Pimnas. Alhasil karena Kak Al temenan sama Kak Mel, diajaklah Kak Mel. Dan karena gue adik asuhnya, ya diajaklah gue. Dan karena gw punya temen namanya Cyndi, ya gue ajaklah Cyndi. Dan karena Kak Mel punya temen namanya Kak Randy, ya diajaklah Kak Randy. Dan jadilah kami disebut "Tim Pameran", yang kesananya namanya berubah jadi agak lucu, "Tim Hore-Hore."

Tim Pameran Pimnas XXV
Sebelum gue ceritain gue ngapain aja disana, gue mulai kisah ini dari awal kita berangkat. Jadi tanggal 7 Juli 2012 gue bangun kesiangan. Gue bangun jam 4 subuh! Gue bisa bilang itu kesiangan karena gue belom packing. Alhasil dengan tergesa-gesa gue nyiapin segalanya. Pukul 6 teng gue udah siap. Peraturan kemarin sih jam 7 teng kita harus udah berangkat dari Rotunda. Tapi karena Tim Pameran harus ngangkut-ngangkut barang dari BP3 FTUI ke bikun, yaa kesana dululah kami pergi. Pukul 6 lewat dikit gue udah berdiri cantik di depan EC. Tapi apa mau dikata, personil lain belum pada dateng. Ayah gue setia nemenin gue sampe temen gue dateng. Sampe akhirnya dateng seseorang, yang ternyata satpam. Akhirnya gue bilang ke ayah,

"Yah, itu udah ada satpam, ayah kalo mau pulang gapapa yah."
"Jadi kamu percaya gitu aja sama satpam? Nggak, tunggu temen kamu dateng dulu."

Gue bengong. Pasrah aja gue lah. Sampe umur segini ayah masih sangat menjaga gue. (Iyalah..)
Tapi kalo dipikir agak berlebihan juga. Lha wong itu satpam yang emang biasanya jaga EC. Tapi mungkin karena keadaan sepi ayah agak khawatir. Setelah gue yakinkan ayah kalo gue gapapa nunggu sendirian, dan bilang temen gue udah deket (padahal masih di kosan, tapi kan kosannya emang deket haha) akhirnya kesetiaan ayah gue meluntur. Ayah guepun pulang dengan memberi segala macam wejangan.

"Hati-hati ya Sayang, kalo pergi jangan sendiri, bareng temen-temen."
"Sholatnya jangan lupa.."
"Ayah nitip batik lengan panjang ya"

Gue cuman nyengir ngangguk-ngangguk. Abis salaman, gue bingung tuh mau ngapain. Gue sendiri ngerasa aneh, duduk depan EC bawa koper gede. Akhirnya pas gue liat pintu EC udah dibuka, gue masuk aja tuh, berniat pergi aja ke BP3, ngecek barang. Gue geret-geret koper sampe BP3, dan kali ini sungguh gue merasa jadi orang paling aneh sedunia. Ah sabodo, yang penting sampe BP3. Sampe sana, alhamdulillah barang-barang kita masih ada.

Gak lama, personil lain dateng. Kitapun bergegas ngangkutin segala macem barang ke bikun. Yeah, cewe ARS beraksi! Macem kuli aja kita. Yah singkat cerita sampailah kita di belakang PPMT, bukan Rotunda. Masuk ke bis, liat-liat sekitar. Oh men, mereka siapa? Gak ada yang gue kenal sama sekali. Akhirnya gue sama Cyndi duduk berdua, sejajar sama bangkunya Kak Randy dan Kak Mel. Gue sama sekali gatau  siapa aja makhluk-makhluk yang bergentayangan di sekitar kita. Bispun mulai jalan, gue cuma mikir... Yah cuma masalah waktu sampe kita bisa kenal semuanya. Dan gue yakini dengan pasti, perjalanan ini pasti menyenangkan!

Awal perjalanan, gue sama Cyndi udah bosen. Sepi banget sumpah! Gak ada kehidupan sama sekali gitu. Gue sama Cyndipun sok asik sendiri gitu, nyanyi-nyanyi, tawa-tiwi, godain Ka Mel sama Kak Randy.  Sesekali kita diem, ada sih yang ngobrol. Tuh bangku belakang. Omongannya serius banget gitu. Ngomongin bisnis-bisnis UI. Gue sibuk dengerin sambil sok-sokan tidur biar gak dikira nguping hahaha tapi suaranya emang gede banget. Sampe akhirnya, gue sama Cyndi heboh lagi gara-gara supir truk. Sebenernya kalo dipikir lagi gak lucu sih, mungkin karena mati kebosenan jadi semua hal di anggap lucu. Kehebohan kami berduapun menular ke bangku belakang kami dan bangku yang sejajar dengan bangku di belakang kami (hayolo). Disanalah Kak Arry dan Kak Al, juga Ave dan Faim. Dan selanjutnya bertambah, ada Kak Laila,  Kak Luthfi, Kak Adis, dan Kak Anita.


Dan dimulailah perjalanan ini, bersama mereka, 8 hari di Jogja terasa menyenangkan!

Pimnas XXV

1. Melinda Nurimannisa, Arsitektur UI 2010. Ialah Kak Mel, kakak asuh gue di Arsitektur. Lewat nya-lah gue semakin mengenal dunia bisnis. Tiap ketemu pasti gak-mungkin-gak-ngomongin-bisnis. Darinya juga gue belajar mengembangkan bisnis dan kenal berbagai macam event & lomba bisnis. Dia benar-benar kakak asuh yang super. Awal perkenalan, gue adalah sosok yang pendiam di matanya. Maklum, begitulah gue. Kalo belum merasa nyaman sama sesuatu, sifat aslinya belum terlihat. Namun beda halnya setelah perjalanan Jogja, terbukalah gue, yang bawel, kritis, cempreng, dan segala macam sifat lainnya.

Kak Melinda

2. Cyndi Adissa Lianita, Arsitektur Interior UI 2011. Ialah teman sebaya gue di Ars, walau tak seumur. Dia 94 men, sementara gue tuaan dikit setaun. Entah mukjizat apa yang menggerakkan hati gue mengajak dia ke Jogja, jadilah Cyndi sebagai partner sebaya yang merasakan indahnya Jogja. Awalnya gue emang udah deket sama Cyndi, tapi gak deket-deket banget. Bisa dibilang gak deket-deket banget karena gue jarang main bareng sama dia sehabis kuliah. Tapi kalo di studio kita sering nyanyi bareng sama main kata-kataan bareng. Nah, di Jogja inilah gue semakin deket sama Cyndi, dan mengenal segala tingkah polah, kelucuan, kegelian, dan segala sifatnya yang hampir nyerempet aneh, bahkan unik.

Cyndi bareng patung Pimnas XXV 

3. Randy Nugraha, Fasilkom UI 2009. Ialah Kak Ran, temen Kak Mel, tepatnya temen bisnisnya Kak Mel di Corboy. Awal perkenalan, agak aneh gitu ngeliat Kak Randy, soalnya dia nyengir-nyengir gitu. Lah terus kenapa? Hahaha tapi kesini-kesini ternyata orangnya asik. Dia punya kekhasan dalam tawanya. Kayak nahan napas gitu. Dan satu hal yang gue inget dari Kak Randy adalah, cerita-cerita aneh dia tentang seorang suster dan supir truk di RSCM, yang tak cukup layak untuk dipublikasikan.

Ka Randy paling tengah

4. Arry Rahmawan, Teknik Industri UI 2009. Ialah Kak Arry, atau Kakak Puk-puk, seorang penulis, blogger, motivator. Kak Arry adalah kakak yang hebat. Kalo kata Cyndi, "Calon Suami Idaman" hahaha dialah Mapres II nya FTUI. Awal gue kenal sama Kak Arry itu di bis, kenalnya juga sangat sederhana. Di mulai dari cerita-cerita renyah semasa SD dulu. Kakak berkacamata ini adalah sosok yang ramah dan oleh Cyndi Kak Arry dinobatkan sebagai kakak asuhnya. Ini dia versi lain cerita kami saat Pimnas XXV, yang tertuang dalam blognya Kak Arry, cekidot --> Blog Kak Arry!

Ka Arry & Cyndi

5. Khaira Al-Hafi, Teknik Industri 2010. Ialah Kak Al, ketua kontingen UI di Pimnas XXV. Awal kenal sama Kak Al juga sama kaya Kak Arry, di bis. Kak Al ini kita panggil dengan sebutan "Kakak sok cool" hahaha karena dia kalo ketawa pelit gitu sambil ke arah jendela. Dialah partnernya Kak Arry dalam kelompok PKM. Kak Al menganggap gue dan Cyndi seperti bocah-bocah yang tersesat di lingkungan orang dewasa. Terbukti dengan panggilan dia ke kita, "adek-adek", dengan gayanya yang manggil kita layaknya manggil bocah-bocah SD. Awalnya Kak Al masuk ke Tim Hore-Hore, tapi lambat laun dia memisahkan diri karena kekasih hatinya datang *wkwk geli* ialah Kak Ade, FKM UI 2009, seorang model yang sangat suka memakai hena ditangannya.

Kak Arry, Kak Ade, Kak Al

6. Aulia Viyansyah Afif, Fasilkom UI 2011. Ialah Ave, soulmatenya Faim. Awal kenal sama Ave juga di bis, dia duduk berdua bareng Faim. Tidur juga bareng Faim. Apa-apa bareng Faim lah pokoknya hahaha. Yang gue inget dari Ave adalah, pas kita semua lagi asik-asik belanja di Malioboro, Ave dengan santainya nangkring di angkringan sambil makan apa gitu, padahal sebelumnya kita makan di angkringan juga. Mungkin saking bosennya nungguin kita-kita yang belanja.

Ave yang kanan, Faim yang kiri

7. Fajar Iman, Fasilkom UI 2011. Ialah Faim, soulmatenya Ave. Penjelasan tentang Faim gak jauh beda dari Ave. Yang gue inget dari Faim adalah rasa pede Faim pas kita ke Plaza Ambarukmo, dia cuma make celana pendek, kaos buntung, dan sendal hotel. Kalo kata Cyndi, "gembel nyasar" hahaha karena peristiwa itu lah malam itu Faim jadi bahan guyonan. Satu lagi yang gue inget, Faim beli baju couple gitu di Malioboro, pas di cie-cie in dia bantah dengan bilang, "Orang buat adek gue kok." Halaaah im, ngaku aja ngaku hahaha Faim dan Ave ialah co-founder Kamus Nusantara.com, open project yang mengumpulkan berbagai macam bahasa daerah di Indonesia.


Faim dan display K2N UI

8. Lailatul Mauliyah Zubaidah, FKM UI 2009. Ialah Kak Laila, Mapres FKM yang ceria dengan berjuta aktivitasnya. Yang gue inget dari Kak Laila adalah CVnya dengan isi berlembar-lembar prestasi. Gue sama Cyndi sampe bengong dibuatnya. Waktu Cyndi sakit perut, kita bertiga tidur di masjid UMY, dan yang paling lama tidurnya Kak Laila, sampe-sampe dia lupa sholat dzuhur hahaha sesi tidur itupun ditutup dengan curahan hati Kak Laila, yang waktu itu lagi bingung karena lagi berantem sama pacarnya. Kak Laila ini adalah pembuat Monodusa, sebuah permainan monopoli dengan isinya yang berupa edukasi kesehatan untuk anak-anak.

Kak Laila & UInnovation!
Monodusa: Monopoli Edukasi Kesehatan Anak

9.Luthfi Muhammad Hutomi, FISIP UI 2009. Ialah Kak Luthfi, PO OIM UI, yang kita panggil dengan sebutan "Kakak Cool". Kak Luthfi ini emang keliatan cool karena lebih banyak keliatan diem. Yang gue inget dari Kak Luthfi, waktu itu kita kan mau makan di angkringan, terus gue sama Cyndi jalannya di bawah trotoar sementara Kak Luthfi jalan di atas trotoar. Jelas aja gue sama Cyndi jadi pendek banget. Akhirnya kita nyuruh Kak Luthfi buat jalan di bawah trotoar sementara kita diatas, jadi tinggi kita sejajar sama Kak Luthfi. Terus Kak Luthfi mau aja, walau beberapa detik kemudian dia jalan lagi atas di trotoar hahaha.

10. Kak Adis, Psikologi UI 2009. Gue nggak tau nama panjangnya, yang jelas Kak Adis ini sosok yang kuat dan terkadang cool. Terbukti saat kita jalan di Malioboro, waktu itu gue emang lagi nggak enak badan, jadilah gue jalan paling belakang ketinggalan rombongan. Pas gue agak panik karena gak liat rombongan, gue celingak-celinguk nyari siapa tau masih ada yang lain, ternyata di belakang gue ada Kak Adis, dan dengan gaya santainya Kak Adis bilang, "Tenang, masih ada aku." Gyaaaa Kak Adis :3
Kak Adis ini adalah pembuat Ecocraft and Stuff, yang katanya namanya Kelinci Bebek. Jadi Kak Adis dkk memanfaatkan limbah fotocopy untuk dijadikan barang yang bermanfaat seperti tas, box, note, dll.


Kak Adis with Monodusa
Ecocraft and Stuff

11. Anita Fitria Sari, FISIP UI 2010. Ialah Kak Anita, juara III Lomba Karikatur di Pimnas XXV, Selamat kakak! :) Kak Anita ini sosok yang ceria. Yang gue inget dari Kak Anita, waktu itu udah malem, skeitar jam 11 mungkin. Kita masih nge-dekor di UMY. Karena hari udah menjelang malem, semakin anehlah itu kelakuan orang-orang. Ngeliat ada bambu, gue sama Kak Anitapun main aneh-anehan. Ujung-ujungnya kita malah main berantem-beranteman make bambu, sok-sokan main anggar gitu hahaha.
Kak Anita & Cyndi, di Andong

Nah, itu tadi profil 11 orang yang pertama kali gue kenal. Dan dibawah ini adalah beberapa rekaman kenangan saat kita di Jogja.


Angkringan Malioboro: Gue, Kak Mel, Kak Anita, Kak Laila, Kak Adis, Kak Randy

Halte TransJogja: Kak Anita, Kak Laila, Kak Adis, gue, Kak Mel

Dekor Stand

Nyuri bunga-bunga di UMY :P

Narsis bareng bikun

Dekor sampe jam 1 malem!

Fahmafahem di Pameran Pimnas Non-PKM XXV

Iklan dulu aah

Naah itu tadi sepenggal kisah pas di Jogja. Masih banyak profil lain dari anggota Pimnas XXV dan juga cerita lain yang aneh-aneh. Berhubung gue mau ada urusan, lain kali aja ya gue lanjutin. Selamat beraktivitas! :)

Minggu, 01 Juli 2012

Padat

Wuiiih seperti judul diatas, ternyata liburan gue kali ini benar-benar: PADAT!
Awalnya sih enggak, tapi karena gue meng-iyakan dan ikut segala macam acara yang bikin ngiler semua, ya jadinya begitu.

Kisah ini kita mulai dari.... hari apa ya? Acak aja deh ya, mulainya dari aktivitas yang gue lakuin aja.

1. Gue lagi sibuk dekor rumah TIS. Yap, sekarang gue lagi sibuk warnain gambar TIS segede apa tuh, buat dijadiin puzzle dengan ukuran super. Doain aja semoga cepet kelar. Gambar ini juga gue bawa pas rapat pleno KIAS. Banyak yang liat dan berpendapat, "Lucu bangeeet.." Alhamdulillah. Nanti kalo udah selesai gambarnya pasti gue taro blog.

2. Gue lagi sibuk persiapan publikasi KIAS. Yak, lagi-lagi gue kecebur ke dalam pekerjaan ini. Padahal gue gak bakat cuap-cuap loh. Pendiem tingkat dewa. Khu khuuu boong deng, tp bener juga sih. Yaaaa begitulah *apa sih* yaaa semoga gue masuk ke dalam pilihan yg benar, dan bisa membantu disini, yuk mari kita berjuang demi KIAS *ting

3. Gue lagi sibuk ketiduran. Eh? Iya, karena gue sering begadang ya sekarang, entah deh jadwal hidup gue jadi absurd banget, jadi pagi-pagi sekitar jam sembilan atau sepuluh gue udah terlelap lagi gitu. Jadinya ada acara apa gitu gue gak jadi ikut, malah ketiduran. Nice, kemarin emang gue gak jadi ikut salah satu acara gitu dari FUSI, semacam kajian yang isinya bagaimana menjadi mentor yang baik. Gue rasa ini menjawab salah satu impian yang gue tanam sekitar hmmm bentar, 5 bulan yang lalu kali ya, saat gue bener-bener mau berubah ke arah lebih baik. Awalnya sih gitu, tapi seiring sejalan ya kepleset-kepleset gitu gue nya, kadang tobat kadang engga, padahal hati gue tahu yang mana yang seharusnya gue jalani. Astagfirullah.. tapi gue akui untuk menjadi seorang muslim/muslimah yang benar-benar taat (bukan sekedar menjalankan  ibadah dll ya) itu susah. Banyak bener godaannya. Mulai dari minum berdiri aja, beuuuh kadang gue jongkok sih di tengah jalan pas aus, cuma kadang karena rasa malu kali ya, gue minumnya tetep sambil berdiri. Makan permen aja deh! Gue belum mampu menghilangkan kebiasaan gue makan lolipop sambil berdiri. Apalagi ya? Hal-hal remeh temeh begitu tuh yang sekarang sering dilupain orang, yaa termasuk gue. Kesadaran yang menakutkan ini sebenarnya, hati kita tahu itu salah namun tetap membenarkan, alih-alih berpendapat bahwa lingkungan saja membenarkan. Beuh, hati-hati! Lingkungan membenarkan belum tentu itu hal yang baik, harus terus dilatih yaaa batasan-batasan yang sudah diajari ;)

4. Gue kemarin sibuk ke TMII. Ngapain fah? Itu... ada perpisahan murid TIS kelas 6. Tapi muridnya yang ikut cuma 2 orang haha tapi itu gak menghalangi kita buat berbahagia. Sepanjang perjalanan diisi canda tawa. Murid kelas 6 yang ikut Anan sama Yudis. Pas ke PPIPTEK gue banyak main sama Yudis dan Kak Titis, main kaca-kacaan gitu. Seru!
Ini fotonya:
Dan di hari itu juga, gue izin pulang duluan sekitar jam 4 sore. Gue mau ke Ciputat. Eh ngapain? Jadi bude gue, yang sering dipanggil Butin, dateng ke Jakarta. Beliau asalmnya dari Surabaya. Jadilah ada kumpul-kumpul keluarga gitu. Gue dari TMII ceritanya lagi nyari angkot nih. Gue janjian sama ayah gue ketemu di Cijantung. Sejujurnya gue buta banget sama yang namanya jalan. Tapi bermodal nekat gue terjang aja tuh, akhirnya gue naik angkot apa gitu gue lupa, ada tulisan Kp. Rambutan nya soalnya. Ayah gue tadi bilang naik aja angkot merah yang kamu naikin pas mau ke TMII. Kalo nggak ada naik angkot ke arah Kp. Rambutan, abis itu lanjut sama angkot 112/37. Yak, bermodalkan informasi itu, dengan gagahnya gue masuk ke angkot bertuliskan Kp. Rambutan itu. Tapi di tengah jalan gue nanya ke mbak-mbak, ini bener turun di Kp. Rambutan apa enggak, dan ternyata gue salah sodara-sodara! Waduh, gue salah naik angkot. Begimane ini???? Akhirnya berbekal info dari si mbaknya guepun turun. Si mbaknya bilang jalan aja dek ke bawah jembatan terus nyebrang. Yak, bawah jembatan. Gue pun jalan kesana, bagi gue yang baru ke jembatan itu pertama kali sih agak horror yaa... Tapi alhamdulillahnya ada ibu-ibu gitu mau naik angkot juga. Gue tanya lagi deh, eeeeh ternyata dia juga mau ke Kp. Rambutan. Alhasil kita barengan deh. Guepun selamat sampai tujuan. Tapi masalah tidak sampai disitu. Gue celingak celinguk nari angkot 112 atau 37. Alhamdulillah ada di seberang. Gue pun jalan sambil jagain dompet di tangan. Kan katanya banyak preman di Kp. Rambutan. Karena takut dicopet, gue masukin aja jadinya ke tas. Fiuh, kini sampailah jiwa raga saya di dalam angkot 112. Tak lupa gue bertitah kepada abang angkot untuk ngasitau gue kalo udah nyampe Cijantung. Dan yaaaak! Gue sampai di Cijantung juga, tepatnya Mall Cijantung. Pas banget gue nyampe ayah gue nyampe, dan gue diangkut di Lampu Merah layaknya seorang banci. Duh.. Dan dimulailah perjalanan panjang ke Ciputat ini sambil makan tahu jeletot yang dibeli ayah gue. Sambil huh hah huh hah gue cerita ke ayah sm emak gue perihal salah angkot tadi, dan di penutup cerita ayah gue cuma berkata, "Itulah yang namanya pengalaman."

5. Ceritanya sekarang sampai Ciputat yaaa. Kita percepat aja, gue nyampe di Ciputat jam 6 teng. Adzan maghrib teng. Jadi di ciputat itu rumah pakde gue, namanya pakde sub. Kita janjian sama Bunik nya disini, ada Bude Tin juga yang mau kesini. Tapi tahukah kalian? Bunik baru dateng jam 9. Uye lalala banget nunggunya, gue sampe udah tidur. Dan datanglah rombongan itu, seperti biasa dimulailah salaman cipika cipiki dan obrolan ngalor-ngidul. Apa kabarnya-si ini gimana- si itu gimana- udah pada gede ya- giliran siapa lagi ya nanti yang nikah- kuliah gimana- ip nya berapa- dan obrolan lainnya khas sodara-sodara yang sedang berkumpul. Dan kita punya keluarga baru looh, anaknya mas Yeyen sama mbak Hesti, namanya Sabina Damai Taqiyya. Kemarin itu terjadi perdebatan dia mau dipanggil apa. Mbak Hesti kekeuh maunya dipanggil Damai, sementara yang lain masih sibuk mikir. Sabina aja bagus, ina juga bagus, atau Damai-mei mei, kalo Taqi jangan kayak nama cowo, Qiyya aja lucu, dan lain sebagainya. Dan akhirnya disepakati nama panggilannya Qiyya, karna kalo damai ntar dipanggilnya May, dan ayah gue nyeletuk. "Ntar temen-temennya ngeledekin manggilnya Somaay somaaay." Yaampun, kepikiran aja. Obrolan pun terus berlanjut jadi ke "anak-anak zaman sekarang omongannya kotor." wuih pokoknya rame banget deh kemarin. Dan gue inget perkataan Pakde Sub, "Orang ang biasanya sukses itu yang afalan qurannya top, ajdi aku bisa jamin kalo bisnis top, dakwah top, udah pasti itu sukses banget." Ini semacam ketukan gitu buat gue. Kalo gue selalu nolak pas diajak jadi mentor dengan alasan gue belum pantas dan layak, kapan merasa pantas dan layaknya? Karena semakin hari semakin saja kita mencari alasan dan malah jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri. Kalo gue nerima amanah itu, insya Allah gue justru belajar untuk benar-benar jadi lebih baik lagi, ya kan? Semoga begitu.

6. Info membahagiakan nih untuk gue. Dari tanggal 7-13 Juli 2012 gue bakalan ke Jogja! Gratis! Wuidiiih ngapain? Jadi waktu hari apa gitu pas dekor Kopma, gue di tawarin kakak asuh gue, Kak Mel, tentang ini. Jadi kita disuruh ngedekor stand UI gitu di acara PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Acaranya seminggu. Transport, penginapan, makan, semuanya gratis. Tawaran menggiurkan banget ini. Selain jalan-jalan gratisnya itu, gue mikir bakalan ketemu orang2 hebat! Bukan jalan-jalan juga sih namanya, tapi sama aja lah ya hehe. Gue berharap akan menemukan banyak pelajaran disini. Dan juga termotivasi untuk bisa berkarya hebat seperti mereka. Amiiin. Dan yang gue tau bakalan berangkat kesana adalah Kak Mel, gue, sama Cindy. Ini jadinya malah jalan-jalan Kakak dan adik asuh ya hahahhaa. Horeeee ga sabar nunggu hari itu tiba. Semoga semuanya lancar-lancar saja dan menyenangkan amiiin x)