Minggu, 27 Mei 2012

Pertanyaan

Huli, sore ini ada kejadian yang sedikit menyentak. Apa tuh? Ya adalah.. *sok rahasia*
Bukan lebih melihat kepada kejadiannya, tapi pelajaran yang dapat diambil.
Apa tuh? Ternyata di sekitar kita masih banyak yang jauh dari Allah.

Bukan sok-sokan udah deket sama Allah ataupun sok-sok orang bener ya. Tapi... bukankah lebih baik dekat dengan yang baik-baik? Jadi inget soal agama, kenapa masih ada agama padahal manusia sudah diberi akal dan kemampuan yang sempurna? Akal doang gak jamin, bro. Disini pakai hati juga. Ilmu tentang ruhani itu gak bisa dicapai hanya pakai akal saja. Guepun juga belum ngerti2 banget masalah ginian. Tapi yang gue yakini adalah, dekat-dekat dengan yang baik tentu akan berdampak baik. Dekat dengan Allah berdampak ketenangan dan kenyamanan. Dekat dengan Allah adalah jawaban paling sempurna sepanjang masa.

Nih ya, gue kasih contoh kasus. Seperjalanan hidup gue, banyak banget gue jumpai macam-macam orang dengan tipe berbeda. Kita fokuskan kepada orang Islam. Kita fokuskan lagi kepada, dia orang Islam tapi sinis terhadap Islam itu sendiri. Yup, banyak gue jumpai, mau umur masih muda sampai yang udah renta, mereka belum paham rasanya Islam. Kasus FPI misalnya, mereka begitu sinis mencaci maki FPI beginilah, begitulah dan karena melihat Islam dengan pandangan seperti itu, mereka jadi ragu sendiri akan Islam. Diluar FPI yang nggak usah dibahas lagi deh ya, coba lihat ke dalam diri kita, sejauh apa merasakan Islam.

Yang gue bahas disini adalah, coba kita kesampingkan 'rasa-rasa' dunia itu. Gue pikir, apa gunanya mencaci dengan segala macam cara namun kita sendiri tak tahu mengapa memilih Islam. Coba hey, kenapa masuk Islam? Karena lahir udah Islam? Karena orangtua?

Ini jadi bahasan di kala obrolan bersama Mella dan Irma. Kenapa kita masuk Islam. Yang akhirnya kita tahu, kita masih terlalu bodoh dan minim untuk urusan agama. Kita jadi tahu, kita Islam, tapi kok bertanya akan agama sendiri, kita kebanyakan tidak tahu jawabannya. Dan satu pertanyaan keluar dari mulut gue, dan gue tersentak dengan pertanyaan gue sendiri.
"Kita udah ngaku Islam, tapi di mata Allah kita Islam bukan ya?"

Deg, seakan terlupa dengan yang ini, penilaian Allah. Saat di dunia, kita beribadah, mengikuti ajaran-ajaran Islam, tapi di mata Allah apakah kita benar-benar orang Islam? :"

Dan mengesampingkan segala 'rasa-rasa' dunia, sudah mencoba merasakan bahwa Allah ada? Bahwa Allah begitu dekat? Mengesampingkan segala bentuk sensi terhadap orang-orang ataupun organisasi Islam, sudah mencoba rasanya Islam untuk diri sendiri kah?

Pernah kamu pikir hal ini sepele? Sesepele hidupmu di mata Tuhan, jika kamu melupakan Dia. Sesombong kamu menjalankan hidupmu tanpa mencintai Tuhan. Sesombong dirimu yang merasa mampu menaklukkan masalah tanpa bimbingan Allah.

Jika kamu sinis terhadap tulisan ini, coba rasakan dengan hatimu. Berarti ada yang salah disana. Hihi selamat belajar bersama ya, belajar mengenal hati dan Tuhan :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar