Minggu, 29 April 2012

Sisi Jelek

Yang lalu-lalu itu hanya kelam yang sudah menjadi abu.
Rutinitas terus berjalan, aku tetap harus berjuang.

Untuk itulah, pukul 10 pagi tadi dengan yakin aku pasti akan mendapat sebuah pencerahan.
Bertemu dengan guru tercinta dan teman2 yang sudah layaknya keluarga.
Ilmu bertaburan, sempurna! aku mendapatkannya kembali. Semangatku.
Untuk apa aku bertahan, untuk apa aku melakukan ini semua, bibirku pun berucap ini tak kusuka.
Kurang lebih 2 minggu ini, itulah yang menggelayuti pikiranku seutuhnya.

Sampai jumat kemarin adalah puncak. Teringat, persis setelah aku melihat sms dan berbicara pada Dhika, lalu mengobrol kembali bersama Ratna dan Rara, tiba-tiba saja aku menjadi kesal, dan menangis.
Terlihat oleh beberapa, mungkin semua. Bertanya-tanya, banyak tanya. Ada apa? Kenapa?
Terkatup sementara, aku tak bisa menjawabnya. Barulah ketika tenang, aku mencoba bercerita. Namun terlintas begitu saja, pentingkah memberitahu perasaan terjujurku?
Akhirnya kuputuskan untuk bercerita. Setelahnya banyak yang menghiburku. Aku senang, masih banyak yang peduli, namun aku tak mendapat jawabannya, maksudku.. Aku tidak mendapat makna dari penghiburan itu.

"Semangat."

Basi. Perkataan basi yang sering terlontar untuk orang-orang yang terlihat sedih dan patah semangat, bahkan akupun, tiap harinya melontarkan kata-kata itu. Semangat yang hanya jadi sarapan sehari-hari, kehilangan makna. Hanya menjadi embel-embel. Kehilangan kekuatannya. Tapi memang harus seperti itu. Kau saja yang sinis terhadap kepedulian mereka. Apa salahnya? Justru semangat timbul karena kesadaranmu sendiri.

Ya, aku memang terlalu sinis. Merasa bahwa mereka tak merasakan apa yang kurasa, pun saat mereka melontarkan kalimat penyemangat, dengan sinisnya aku berujar tak mendapatkan maknanya. Tentu saja itu salah. Malu hey, kamu belum ada apa-apanya.

Mungkin 2 minggu belakangan ini, lelah yang terasa membuatku menjadi orang yang terlalu kaku. Serius. Diajak bercanda namun menganggap serius. Tak asik lagi. Jika begitu aku pasti lebih banyak diam. Dan teringat selentingan peristiwa yang membuatku kesal, jatuhnya lebih pada kecewa. Aku sudah berusaha mengatakan sejujurnya "Aku tak mampu" namun mengapa terus saja mereka menekan, dengan soknya berujar, "Kamu mampu."

Aku tahu aku bisa. Aku tahu aku mampu. Aku tahu saat dimana kondisiku memang benar-benar mampu untuk memegang amanah itu. Namun tahukah, disaat aku benar-benar berbicara "Aku tak mampu" itulah kondisi sebenarnya. Namun hey, jika kamu tetap menekankan kata-kata bahwa aku mampu, bagaimana aku bisa menolak?

Sedih. Disaat aku akhirnya memilih untuk bersedia, semua terasa begitu tak terpegang. Miris ya, untuk menolak saja tertahan oleh pandangan orang lain. Kalau kuberitahu apa saja yang kukerjakan, lebih terlihat sombongkah? terlihat tak mau membantu?

Dan dengan seenaknya kembali berujar, "Tenang aja, kerjaannya cuma gitu kok."

Ah ya, kondisiku benar-benar sedang sinis. Tak tahukah mereka, aku juga sama saja seperti yang lain. Kelimpungan akan tanggung jawab dan amanah. Memang resikoku. Tapi terlanjur sudah, aku mencoba bilang, tapi siapa yang peduli? Yang ada di pikiran mereka selama ini aku terlihat mampu. Ah ya, sombong sekali kamu.

Tak tahulah, disaat aku mencoba untuk beradaptasi dulu memikirkan bagaimana segalanya berjalan seimbang, sejenak aku menghilang dari pandangan mereka. Hanya sementara. Saat aku kembali, terlontar lagi, kata-kata yang... membuatku berpikir. Tidak boleh kah aku istirahat sebentar?

"Kemana aja kok nggak kelihatan?"
"Kemarin ikut? kemarin yang mana? Minggu maksudnya? Emang ada apa hari minggu? Kan nggak kuliah."
"Sibuk banget ya? Ngerjain tugas?"
"Ayo nonton, katanya solid"

Menekan. Ditekan. Haih.. sesukamu sajalah. Yang terlontar malah omongan ketusku. "Gue ga suka kalo digituin." Ah astagfirullah..

Masih banyak kekurangan diri tentu saja. Belum bisa me-manage waktu lagi-lagi. Karena itulah aku tau batasan kondisiku. Ya sudah, ini semua untuk Allah. Semoga bisa aku lalui. Walau mengapa keluhan ini harus muncul di blog, terlihat menyedihkan sekali. Yasudahlah, sekadar menuangkan saja yang terasa.

Sekian sisi jelek ini, besok-besok semoga tidak lagi ada Fahma yang seperti ini.






Kamis, 19 April 2012

Awal sebuah Juang

Entah mengapa hari ini melelahkan sekali. Awalnya tak berniat untuk mengeluhkan ini di blog. Namun kupikir tak apa, sekadar meluangkan semua yang terasa.

Aku......... benar-benar lelah.
Menangis cara terakhir yang bisa kulakukan sampai detik tadi.
Entah selebihnya aku akan semangat lagi, atau tetap seperti ini.
Tapi sepertinya pilihan pertama yg akan terjadi.

Aku... lelah. Memang, betul-betul lelah.
Entah lelah karena merasa tak sanggup, apa beban ini terlalu berat.
Aku lelah tetap menjadi aku yang seperti ini.

Aku lelah terhadap diriku sendiri.

Sejujurnya aku tak boleh berkata seperti ini, aku tahu itu. Namun ini perasaan terjujurku.
Tapi teringat kata-kata Kak Titis, "Jadikan pundak kita untuk memikul beban orang lain."

Aku percaya, sangat percaya dengan prinsip: Kebaikan pasti berbuah kebaikan. Berilah kebaikan sebanyak kau mampu. Aku benar-benar percaya, sampai kelelahan ini membuatku... entah apa rasanya. Jawabannya ada di air mata. Kekuatan terakhirku.

Allah......
Ini benar-benar mengganjalku.
Tak boleh fah, kamu tetap harus berjuang sampai akhir!

Puncak! Semua ini sudah kamu ambil fah. Amanah. Kepercayaan. Tanggung jawab. Itu berharga, jangan mengecewakan sekelilingmu.

"Tak apa ini semua melelahkan raga sampai jiwamu. Yang kamu tahu, ini baik untuk masa depanmu. Istirahatmu di syurga-Nya kelak fah. Insya Allah.."

Amin Yaa Rabbal Alamiin.
Maafkan aku Allah, atas segala kekurangan diri ini. Di tengah nikmatmu yang begitu berlimpah, masih saja hati dan pikiran ini mengeluh. Maafkan aku, aku pasti terus berusaha melakukan semua ini, semata-mata untuk-Mu. Bismillahirrahmanirrahim, semangat! :)

Sabtu, 07 April 2012

Kisah Klasik

Yup, hari ini jadi hari yang panjang.  Dimulai dari suara ayah yang membangunkan gue.
"Fah, kamu gak kemana-mana kan hari ini?"
"Haa.. emang kenapa yah?"
"Jagain ibu ya, ayah mau ke garut."

Yak. Karena ayah udah ngomong begitu, mau nggak mau janji hari inipun dibatalkan. Ibu lagi sakit, dan gue harus mengajaganya. Awalnya gue udah janjian sama Tikah dan temen SMA lain untuk ketemuan jam 10. Tapi  apa daya. gue harus membatalkannya. Dan awalnya juga jam 3 sore ini ada briefieng panitia buat acara besok. Tapi pas izin sama ibu, secara tersirat ibu bilang di rumah aja. Oke, ibu lagi mau ditemenin. Dan jadilah seharian ini gue di rumah.

1. Hal pertama yang gue lakukan abis tidur adalah.... tidur lagi Haha enggak dong, Sebelum ayah ke Garut, beliau berpesan pada gue untuk mencuci piring2 dan gelas2 yang kotor.Yaudah gue cucilah itu piring dan gelas, sembari melihat ibu yang masih tertidur di kamarnya.

2. Karena gak ada kerjaan, gue mandi dan berleyeh-leyeh. Lebih tepatnya sih online, dan blogwalking. Tapi akhirnya gue malah nyari-nyari info di Kaskus. Lumayan lah udah jarang baca2 Kaskus.

3. Ibu gue bangun dan menyuruh gue untuk nyapu. Oke, mulai dari lantai atas gue nyapu. Sebelumnya sih tentu aja gue ngisengin kakak gw yang lagi ngerjain tugasnya di depan laptop dulu. Uhuy, puas godain kakak gue, guepun nyapu tangga atas. Men, gw paling ga suka nyapu tangga, soalnya tangga itu merupakan bidang yang dinaikkan (kelebihan dosis Pengars), jadi capek gitu nyeret2 debu sampe tangga bawah. Fuh... tapi seru kok. Kalo nyapu kan kaya main game gitu haha. Setelah tangga, berlanjut ke ruang tamu, ruang tengah, dapur,kamar ibu, ruang baca, kamar ayah, kamar gue, dan... selesai! Lah kamar kakak gue? Itu urusan mereka. Soalnya kamar mereka di atas hahaha lagian udah ada porsi masing-msing dalam merapikan kamar sendiri. Selesai nyapu-nyapu seperti biasa gue gak bisa diem, jadilah gw rapiin tempat tidur aja. Tempat tidur ayah & ibu, dan tempat tidur gue. Yes kamar gw rapi lagi.

4. Karena gue laper gue makan. Yes sarapannya bubur.

5. Karena gue bosen lagi yaudah gue online lagi. Tapi abis itu ibu nyuruh jemur pakaian. Yaudah gw jemur-jemur tuh pakaian.

6. Setelah jemur-jemur pakaian gue liat di magic jar nasi abis. Yaudah gw masak nasi deh. Teknologi serba memudahkan ya, masak nasi aja jadi gampang banget. Tapi jeleknya jadi generasi instan ya, apa-apa maunya cepet.

7. Selebihnya gue habiskan untuk online, gak cuma cuap-cuap dunia maya lho, tapi cari data juga. Agak-agak sebel juga sama diri sendiri kalo waktunya terbuang untuk hal-hal yang gak penting. #ea

Yah intinya sih waktu untuk hari ini belum menunjukkan malam, tapi tetep waktu yang ada harus berjalan seproduktif mungkin ya fah.. Bener-bener deh kalo udah kaya gini. mikir banget umur nggak lagi muda. Bukan udah tua juga sih, tapi dewasakanlah sikap. Alhamdulillah gue punya orangtua yang senantiasa mendidik gue untuk mandiri, walau tetap gue yang paling dimanjakan ihiy. Gak kebayang kalo dari kecil gue dididik untuk nggak melihat dunia sekitar, entah selemah apa diri gue sekarang ini. Agak miris juga melihat teman sebaya yang manjanya masih keterlaluan. Semoga kita semua sama-sama berjalan ke arah kebaikan ya. Amin..

Menilik kemandirian, gue punya cerita tentang teman kecil gue, sebut saja namanya Cemara. Ia seorang perempuan tangguh, benar-benar tangguh dan hebat di mata gue. Sedari gue belum sekolah sampai detik ini, alhamdulillah kita masih berteman dekat. Cemara besar di rumah kakek dan neneknya. Orangtuanya sudah bercerai, dan ia tinggal terpisah dari keduanya. Cemara lebih dekat dengan ibunya. Dan dengan ayahnya, sampai sekarangpun ia tak tahu dimana ayahnya berada. Rumah kakek dan neneknya terletak dekat dengan rumah gue, jadilah setiap hari semasa kecil dulu kami sering bermain. Cemara dibesarkan di lingkungan yang keras. Sedari kecil ia sudah harus membantu neneknya memanggul dagangan ke depan sebuah pabrik. Pabrik itu letaknya lumayan dekat dari rumah kami. Nenek dan Kakek Cemara memang biasa berjualan disana. Nenek menjual jajanan-jajanan kecil sementara Kakek menjual buah-buahan.

Setiap bulan puasa, subuhnya gue ikut membantu Cemara memanggul dagangan neneknya. Betapa berat dagangan yang dipanggul itu, namun Cemara tidak pernah mengeluh tiap harinya. Cemara benar-benar sosok yang tangguh, bahkan setelah kepergian neneknya beberapa bulan yang lalu. Masih tersisa kesedihan memang, namun sampai sekarang ia terus merajut langkahnya untuk mimpi-mimpinya.

Gue belajar banyak dari Cemara. Belajar masak-memasak, bagaimana cara memotong cabai, mengulek bawang serta garam. Membuatnya menjadi nasi goreng, semua Cemara ajarkan saat kita masih SD. Cemara juga mengajarkan gue bagaimana memotong buah mangga, mencuci pakaian. Itu semasa SD kelas 2-3. Gue betul-betul diajarkan mandiri olehnya. Ditambah ibu gue yang memang mengajarkan gue untuk mandiri sedari kecil. Saat gue kelas 6 SD, gue bahkan sudah mencuci pakaian gue sendiri. Dulu rasanya sebal sekali memang, namun menilik sampai kini, gue sangat bersyukur punya ibu hebat dan teman hebat seperti ibu gue dan Cemara :)

Sosok Cemara merupakan sosok yang kuat dan cerdas. Ia banyak bertanya soal agama. Ia memang dibesarkan bukan dalam naungan agama yang kental, berbeda dengan gue yang sedari TK sudah di sekolah Islam. Cemara sangat antusias jika berbicara soal agama. Tiap Ramadhan begitu semangatnya ia mengajak gue untuk tadarrusan. Jadilah setiap Ramadhan, sehabis shubuh kami rutin membaca Al-Qur'an. Dan Alhamdulillahnya, kini Cemara satu pengajian dengan gue. Ia merupakan anggota baru, tapi semangatnya tetap luar biasa. 

Tak dipungkiri, sering kesedihan menggelayuti Cemara, bahkan pernah saat SMA, saat gue baru pulang dari sekolah, gue bertemu Cemara di depan gang rumah gue. Begitu gue sapa, dia bercerita tentang masalahnya. Dan Ia menangis. Kata-kata inilah yang sering gue ingat dari Cemara.

"Tau nggak fah, kadang gue berfikir, kenapa hidup gue gini banget ya... Orangtua pisah, di rumah nenek gue banyak masalah. Kayanya hidup tuh berat.... banget."

Gue hanya bisa menghibur Cemara supaya tetap sabar. Mungkin banyak orang berfikir bahwa cerita seperti Cemara ini hanya terjadi di film-film. Tapi itu nyata untuk gue. Gue benar-benar belajar dari sosok Cemara. Belum lagi teman sebaya gue yang lainnya. Bahkan ada teman gue, sebut saja namanya Mawar, orangtuanya adalah seorang TKI. Dulu ibunya bekerja sebagai pembantu di rumah gue. Tapi sampai sekarang alhamdulillah kami juga masih dekat.

Ada lagi teman gue yang lain, dulu kami sering berpetualang bersama. Dari merekalah gue tau jalan-jalan tikus, tau serunya nakal-nakalan sewaktu kecil, tau abang-abang ager, tau abang-abang telor gulung, tau gimana rasanya sepedahan sampai jauh, tau balon-balon yang dilempar pecah, tau main perosotan tanah, tau gimana rasanya di kejar anjing, tau gimana serunya dikasih duit sama tetangga saat lebaran, tau gimana kehidupan mereka yang keras, tau gimana nyolong rambutan, tau gimana main gaple, main bekel, main congklak, main karet, main tak umpet, main tak jongkok, main sabun-sabunan, main masak-masakan, main patung-patungan, main buaya-buayaan, main rumah hantu, main kelereng, main layangan, main tamiya... 

Tau gimana pertama kali naik angkot, main ayam, bakar-bakar ayam, ngikutin truk isinya kambing pas malem idul Adha, main petasan cobra, main kembang api, ngeliat kuda pas puasa, jalan di jalan raya kosong pas puasa, solat subuh bareng, tarawih bareng, dikejar orang gila bareng.... tahu gimana rasanya gosip orang lain yang gak gue kenal, tau gimana rasanya mereka tinggal di kontrakan sepetak, tahu bagaimana mereka ngambil air dari sumur, ngambil air yang harus digenjot dulu, tahu gimana cara nyuci baju tanpa mesin cuci, tau gimana keadaan kamar mandi kontrakan mereka yang mesti bareng-bareng, tahu gimana rasanya bahagia saat gue ditawarkan manisan pepaya di kontrakan mereka, bareng ibu-ibu sambil ditanya macem-macem, tau gimana rasanya berpetualang ke sebuah pabrik tekstil yang ada pohon kersennya, tau gimana caranya manjat pohon, tau gimana caranya manjat tangga, menyusuri semak-semak yang serem, tau gimana rasanya dimarahin ayah ibu karena pulang sore, tau gimana rasanya tuker-tukeran orji...

Tau bagaimana mereka HIDUP dengan KEHIDUPAN nya....
Tau bagaimana mereka SABAR atas KEHIDUPANNYA...
Tau bagaimana mereka BEKERJA KERAS dalam KEHIDUPANNYA...
Tau bagaimana cara mereka BERSYUKUR atas SEGALANYA...

Ah.... Bahagia itu benar-benar sederhana. Kehidupan gue beberapa waktu lalu benar-benar mengajarkan arti kebahagiaan. Hey teman-teman kecil... Gue amat rindu masa-masa itu. Semoga kelak kita dapat berkumpul kembali ya, ramai-ramai seperti dulu :)

Jumat, 06 April 2012

Evaluasi & Perjuangan

Bloooog, gue kembali nih! Kali ini gue mau ngebahas sesuatu yang seru! Bagi gue ya hahaha kali ini gue mau cerita sesuatu. Jadi gini, kemarin pas rapat TIS ada agenda semacam evaluasi para BPH gitu. Jadi kita semua dikasih 1 lembar A4 sama Kak Titis, abis itu tiap kertas di bagi dalam 2 point, jadi ada 4 point dalam kertas A4 bolak-balik. Nah isinya itu positif pribadi, positif organisasi, negatif pribadi, dan negatif organisasi. Terus kertasnya diputer dan diisi masing-masing orang, Sempet deg-degan juga penasaran orang nulis apa *norak* hahaha tapi ini pemacu semangat! Kita mulai dari negatif nya yaaa...

NEGATIF PRIBADI

1. Agak keras kepala deh keliatannya
2. Au ah bingung masa gua fah
3. Jangan ngebut-ngebut
4. Jutek, suka pamer tugasnya sebagai anak Ars
5. Susah ditemuin karena sibuk
6. Iya nih sibuk, maklum anak Ars
7. Gue gak deket sama dia
8. Belum ngeliat nih, mudah-mudahan nggak ada :)
9. Saking enaknya ngomong sehingga dia tidak tahu ketika waktu menujukkan pukul bla3, tapi gue suka ngomong dan pendapatnya
10. Agak suka bingung
11. Iya sih, kurang deket, jadi gatau jeleknya apa, moga sering ngobrol aja deh kita

Komentar gue: Pendapat no.4 itu yang paling sadis hahaha jutek? Hmmm mungkin iya bagi orang yang belum kenal gue, gue pribadi emang jutek keliatannya kalo awal-awal. Suka pamer tugas sebagai anak Ars? Oh noooo yang ini bukan gw banget. Gue sering bawa tugas ke TIS emang karena banyak tugas, bukan pamer. Waduh berarti dia mandangnya pamer gitu ya haha maap deh yaaa mending kita kenalan lagi deh. Gue gatau sih itu siapa yg nulis, tp semoga ke depannya lebih baik :)

NEGATIF ORGANISASI

1. Gak ngerti, baru beberapa kali dateng rapat dan aku gak merhatiin juga
2. Dilatih lagi cara kajiannya
3. Ayo humasnya ditunjukkan lagi. Gak sabar nunggu update buletin & mading. Kerjasama ditingkatkan ya,
4. Suka nyalahin anggota lain kalo tugasnya belum selesai
5. Gak tau juga gw ma! hehe
6. Ngajar dong yuk :)
7. Sering sekali diam tapi asik
8. Suka Telat
9. No comment (cuma kalau ada kelebihan bisalah di sharing ke saya :) )
10. Kerjasama bidangnya tingkatin lagi
11. Belom ada, mudah-mudahan gak ada :)
12. Ayooo cepat balas sms yaaaa, jangan suka lama
13. Apa ya? bagus-bagus aja sih

Komentar gue: Lagi-lagi no.4 yang paling sadis haha gue agak bingung sih, suka nyalahin kalo tugasnya belum selesai. Hmmm tugas apa? dan kata 'suka' berarti sering dong? Gue pengen tanya ke orangnya langsung jadinya, abis penasaran tugas apa ya.... dan gaya penulisan si no.4 ini sama kaya gaya penulisan no.4 yang pertama. Hay kamu no.4 sepertinya kita harus lebih mengenal ya :)
Terus buat no.8, suka ngaret. Enak ajaaa, ini ngaret kan udah izin ke Kak Rahman kalo ada keperluan lain. Tapi gak dipungkiri juga sih kadang masih ngaret, tp lagi dicoba untuk ontime selalu kok :)

POSITIF PRIBADI

1. Banyak ide
2. Kreatif & Lucu!
3. Kreatif & Kritis
4. Ramah, Kreatif
5. Ulet, Fokus, dan Connect
6. Ramah, pinter :)
7. Sering kasih pendapat pas rapat
8. Kreatif, Nyantai, Pintar
9. Komitmen tinggi. Walau sibuk, tetap ingat TIS
10. Rajin banget. Banyak ide terus idenya keren
11. Kritis.Titik
12. Sangat kreatif, pendapatnya bermutu
13. Kritis, banyak pendapat


Komentar gue: Alhamdulillah :)  Masih ada yang memandang baik gue hehe Terima Kasih sebelumnya, semoga sama-sama kita bisa lebih baik lagi amin.

POSITIF ORGANISASI

1. Tanggung jawab banget
2. Kerja keras
3. Kreatif
4. Banyak ide
5. Kreatiff!!
6. Kreatif di Humas. Good!!
7. Gue suka kerja lo!! Tingkatkan... Hehe
8. Kreatif, bisa diandalkan :)
9. Like this!
10. Kalo gak ada Fahma, mungkin ga ada yang kenal TIS, publikasinya top!!
11. Ontime, cerdas ketika ngomong
12. Kreatif, kinerja bagus dan cepet
13. Kreatif, amanah, the best
14. Idenya ada mulu, mantab ^^

Komentar gue: Alhamdulillah berkali-kali. Bersyukur Allah masih mengizinkan mereka percaya pada gue. Kepercayaan itu mahal harganya. Semoga sampai nanti amanah ini tetap terpegang dengan baik amin selamat berjuang ya untuk kita semua :D

Nah, itu tadi pendapat dari BPH TIS FTUI 2012 tentang gue. Tiap orang pasti punya sisi negatif dan positifnya masing-masing. Tiap manusia memang tak sempurna, dan Allah ciptakan itu untuk membuat manusia selalu berubah ke arah kebaikan. Ini semata-mata untuk bahan evaluasi diri sendiri, takut kertas A4 ini akan hilang termakan zaman. Jadi lebih baik di tulis aja di blog :D

Oya, ada satu lagi yang mau diceritain. Di hari yang sama juga, matkul Tekomars agendanya Presentasi Bisu kan. Jadi kita di tugasin untuk membuat DTP (Denah Tampak Potongan) untuk produsen dan juga untuk konsumen. Di hari seninnya sampai selasa, gue, irma, mella sama2 begadang untuk ngerjain itu. Mella sama Irma sempet tidur dan gue nggak. Wuh baru kali pertama ini sejak masuk Ars gue begadang segitu parahnya. Dan jam 7 nya kita harus mempersiapkan presentasi bisu, sementara jam 8 UTS Pengars. Benar-benar hari yang WOW, cukup seru membuat badan gue pegel-pegel setengah mati (lebay, tapi beneran). Setelah gue itung-itung, gue duduk di lantai selama 7 jam non-stop. Hanya untuk mengerjakan DTP yang yah.... gue sepelekan pada awalnya. Akhirnya tuh malem bener-bener malam perjuangan gue. Guepun nyanyi2 gak jelas paginya,

"Tugas satu malam, oh indahnya~~~ Tugas satu malam buatku melayang. Walau satu malam akan selalu kukenaaaang dalam hidupkuuu." Dan nyanyian itu sukses menghantarkan tangan Irma untuk menoyor kepala gue. Siaul si Irma -_-

Kenapa sih gue sepelekan si DTP? Karena.................. gue lebih tertarik untuk ngerjain tugas digital yang buat konsumen. DTP tuh monoton meeen, ngitung sana, ngitung sini, tarik garis sreeet. Bosen. Itulah sebabnya gue males ngerjain :p

Dan inilah penampakan tugas konsumen, yang gue tuangkan ke dalam brosur lucu (brosur yang udah dilipet-lipet belom sempet gue foto)


Brosur Side A
Brosur Side B

Tampak Depan & Samping
Itulah evaluasi dan pejuangan gue hari itu. Ahe semoga selalu dimudahkan ya segalanya. Selamat berjuang kembaliii o:D