Sabtu, 19 April 2014

Apa Adanya

"Kak Pipi, jangan lupa makan ya...hehe" Begitulah kalimat terakhir saat Khodijah, adikku di Arsitektur, turun dari angkot. Aku sedikit kaget. Ah, iya.. sejak kapan semua berjalan seperti ini?

Entahlah, aku berubah pesat menjadi sangat serius. Apa-apa menjadi serius. Ini-itu menjadi serius. Remeh-temeh menjadi serius. Sejak kapan semua berubah?

Aku tidak lagi berbincang se-terbuka dahulu. Aku tidak lagi menjadi aku yang dahulu. Waktu berjalan hebat, aku menjadi sosok yang serius, dan mungkin (tambah) keras kepala. Mungkin terlihat seperti itu. Aku rindu percakapan cair. Rindu saat aku belum menemukan apa-apa, rindu saat aku masih mencari.

Aku selalu berpikir untuk tidak mengecewakan orang lain. Bagiku ketika aku tidak bisa memenuhi permintaan orang lain, itu sesuatu yang salah. Padahal kita butuh rehat sejenak. Aku butuh istirahat sejenak. Melepas segala atribut, berjalan apa adanya. Tanpa ada embel-embel, tanpa ada aku yang merasa bersalah.

Menulis beginipun aku merasa bersalah. Aku butuh bersandar. Aku ceroboh, aku manja, aku keras, aku ngeyel, ngeselin, nyebelin, nggak mau kalah, dan segala hal lainnya. Aku begini. Apa adanya.

________________________

Bukan berarti aku tidak suka dengan duniaku yang sekarang. Tapi aku hanya rindu di dengar. Ceritaku, duniaku, aku. Semuanya, bahkan sampai yang tidak penting sekalipun. Aku kehilangan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar