Sore menjelang malam ini, aku merasa suntuk luar biasa. rutin harianku kini hanya tidur, membaca, menonton, oh sangat monoton. Aku sungguh bosan. Ingin rasanya berlari, keluar dari pusaran kehampaan yang maha dahsyat. Kusadari, aku sudah agak meninggalkan jejak kegemaranku, hobiku. Ya, menggambar. Namun kurasa pula, aku tak ingin meninggalkan itu, kegiatan yang membahagiakan, meluapkan segala rasa, penat suka dan duka. Penat kehidupan, meledakkan tiap sel syaraf otakku. Dan kini aku mulai lagi menggambar, mulai lagi meniti kegemaranku, mendoktrin pada diri dan hati nuraniku bahwa ini masa depanku, bahwa inilah hidupku, pusat kebebasanku. Ekspresi, kutuangkan semua disini..
**
Aku tak selalu suka menggambar, kadang diri ini merasa jenuh juga, dan itu datang saat tak ada ide yang menghampiri. Oh tidak, itu salah, aku selalu menyukai menggambar. aku selalu menyukai saat dimana aku torehkan garis demi garis dan terbentuklah ekspresi itu, tuangan hatiku, aku bahagia. Aku lupa. Lupa pada keadaan: aku seharusnya menggambar dengan hati, dengan perasaan dan pikiran yang mengalir, tanpa perlu menunggu datangnya ide atau tema. Aku menggambar dengan hati. melihat sekitarku dan kemudian menjadi inspirasi. Aku suka. Aku mencintai kegemaranku ini.
**
Aku lahir dari perut seorang ibu yang luar biasa. Aku dibesarkan dalam kasih sayang keluarga yang begitu kental, tanpa menghilangkan pelajaran didik yang berharga. Aku besar dalam naungan orangtuaku. Ayah yang begitu peduli pada masa depanku, selalu memberi petuah bijak dan pandangan tentang hidup ini.
'Hidup ini harus selalu kau lalui dengan rasa syukur pada-Nya.. Niscaya apapun yang kau dapatkan, musibah ataupun kemudahan, jika kau bersyukur, semua terasa lebih istimewa, membahagiakan'
Aku selalu bangga terhadap ayah dan ibuku. Aku bersyukur memiliki mereka. Aku mencintai mereka, tulus dalam hatiku. Akupun akan membanggakanmu wahai ayahanda dan ibunda, izinkan aku mengikuti jejakmu, mengikuti jejak hidupmu yang sampai saat ini terus membuatku bangga. Aku cinta kalian, jauh dalam perkataan, sulit dinyatakan, namun cukup di hatiku.
**
Berkali-kali aku bingung dengan tulisan yang aku buat. Satu pikiran ke pikiran lain. Sudut pandang satu ke sudut pandang dua dan seterusnya. Melanglang buana. Bahkan pada akhirnya, tulisan ini mungkin tak cocok dengan judulnya. Dan pada akhirnya, aku kembali menjadi sosok yang berbeda. Dengan kata-kata yang bukan aku biasanya. Dengan rangkaian kalimat, satu dan menjadi lebur dalam pikiranku. Aku memandang semua, aku menghargainya. Aku suka berbeda, berpikir dan bertindak yang 'bukan aku biasanya'. Aku menyukai perubahan. Aku mencintai kehidupan. Aku mencintai semua. Aku hanya fahma, bocah dengan pemikiran yang masih dangkal, masih perlu banyak belajar. Dan aku hanya ingin mewujudkan rangkaian kata menjadi sebuah wujud yang nyata. Aku belajar bahwa hidup tidak pernah meminta, namun hidup selalu memberi. Dan kuharap, tulisanku mempunyai makna, yang membawamu terbang pada pikiranmu, sendiri. Namun jika boleh, izinkan kita terbang bersama :)
indah :D
BalasHapusnah kan, satu aja berpikir ini indah, pasti banyak makna lainnya ya, hehe makasih njun :D
BalasHapus