Kamis, 19 April 2012

Awal sebuah Juang

Entah mengapa hari ini melelahkan sekali. Awalnya tak berniat untuk mengeluhkan ini di blog. Namun kupikir tak apa, sekadar meluangkan semua yang terasa.

Aku......... benar-benar lelah.
Menangis cara terakhir yang bisa kulakukan sampai detik tadi.
Entah selebihnya aku akan semangat lagi, atau tetap seperti ini.
Tapi sepertinya pilihan pertama yg akan terjadi.

Aku... lelah. Memang, betul-betul lelah.
Entah lelah karena merasa tak sanggup, apa beban ini terlalu berat.
Aku lelah tetap menjadi aku yang seperti ini.

Aku lelah terhadap diriku sendiri.

Sejujurnya aku tak boleh berkata seperti ini, aku tahu itu. Namun ini perasaan terjujurku.
Tapi teringat kata-kata Kak Titis, "Jadikan pundak kita untuk memikul beban orang lain."

Aku percaya, sangat percaya dengan prinsip: Kebaikan pasti berbuah kebaikan. Berilah kebaikan sebanyak kau mampu. Aku benar-benar percaya, sampai kelelahan ini membuatku... entah apa rasanya. Jawabannya ada di air mata. Kekuatan terakhirku.

Allah......
Ini benar-benar mengganjalku.
Tak boleh fah, kamu tetap harus berjuang sampai akhir!

Puncak! Semua ini sudah kamu ambil fah. Amanah. Kepercayaan. Tanggung jawab. Itu berharga, jangan mengecewakan sekelilingmu.

"Tak apa ini semua melelahkan raga sampai jiwamu. Yang kamu tahu, ini baik untuk masa depanmu. Istirahatmu di syurga-Nya kelak fah. Insya Allah.."

Amin Yaa Rabbal Alamiin.
Maafkan aku Allah, atas segala kekurangan diri ini. Di tengah nikmatmu yang begitu berlimpah, masih saja hati dan pikiran ini mengeluh. Maafkan aku, aku pasti terus berusaha melakukan semua ini, semata-mata untuk-Mu. Bismillahirrahmanirrahim, semangat! :)

2 komentar:

  1. kunjungan gan.,.
    bagi" motivasi.,.
    Kegagalan tidak seharusnya membuat kita rapuh .,.
    tapi justru itulah cambuk kita menuju kesuksesan.,.
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

    BalasHapus