Sabtu, 06 Desember 2014

Sadar dan Sabar

Setelah bertahun-tahun, akhirnya dapat gue simpulkan bahwa seorang Fahma dulu memang makhluk yang kelewat nggak peka. Hehe *cengengesan miris* Tapi nggak apa, melihat memori lama yang kian pudar, gue belajar bahwa diri gue berproses, dan gue bahagia melihat itu.

Gue tahu betul dulu gue sangat egois, sangat sensitif, gampang ngambekan, sok paling bener, dll yang ngeselin hahaha lucu banget ya hidup. Memang benar ya, kadang roda itu diatas, kadang roda itu di bawah. Dan semua itu adalah soal bagaimana cerdas-cerdasnya kita mengatur perasaan dan perspektif kita. Kadang, berada di bawah tidak selamanya buruk kan?

Buktinya, malam ini gue dapat melihatnya. Apa hikmah di balik kejadian-kejadian dulu, di balik pribadi seorang Fahma yang berproses dari bandel menuju tobat, dari tobat ke bandel lagi, begitu aja seterusnya. Bahwasanya iman itu memang dinamis dan tidak ada yang instan. Jika ada, mungkin saja ia tak rasakan keindahan proses.

Lagi-lagi Allah Maha keren! Selalu keren!
Gue selalu penasaran, menunggu tibanya waktu. Menyelesaikan apa yang memang belum pernah usai, buah dari ketidakpekaan dan keegoisan gue dulu. Kita tunggu saja dengan sabar :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar