Kamis, 27 Juni 2013

Lucu

"Apakah kamu sudah belajar dari orang lain hari ini?
Apakah kamu sudah membaca banyak buku hari ini?
Apakah kamu berkomentar banyak tentang ketidakadilan?
Lalu kamu merasa cukup?"

Aku rasa tidak. Buku tetaplah sekumpulan pikiran manusia yang punya perspektif berbeda-beda. Bagaimana kita bisa mengetahui kebenarannya? Bagaimana kita bisa lebih objektif dalam memandangnya? Aku rasa jawabannya hanya satu, mengalaminya sendiri. Bukan hanya sekedar membaca lalu sok tahu dan merasa yang paling benar, tapi cobalah untuk merasakan lebih. Tapaki bumi dimana kamu berpijak, belajarlah dari sana, belajar lewat buku-buku yang sudah kamu baca. Buku bukan sekedar ilmu dan teori, tapi apa yang baik yang terkandung didalamnya, harus kita amalkan.

Sama seperti Al-Qur'an. Sama seperti kehidupan. Bagaimana kita bisa berkata bahwa kita mencintai Allah dan Rasul namun kita tidak melakukan aktivitas yang diwajibkan? Padahal arti iman sudah sangat jelas, ialah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan melakukan dengan perbuatan. Garis bawahi yang terakhir, melakukan dengan perbuatan. Lakukan. Iya, Lakukan!

Negeri ini sudah terlalu muak kepada mereka yang berteriak tentang ketidakadilan, namun tidak menghasilkan solusi apa-apa. Mereka kira hanya dengan berkomentar di media, hal itu sudah menjadi solusi untuk negeri? Berdalih mungkin saja ada manusia yang tergerak dan membantu masalah tersebut, tapi tanpa mereka turut serta dalam solusi? Hah, lucu. Sangat lucu..

Negeri ini sudah terlalu muak untuk mengharapkan bantuan orang lain. Mengharapkan ada manusia heroik lain yang lebih dulu bergerak. Mereka takut untuk maju lebih dulu, mereka takut mengungkapkan gagasan-gagasan mereka. Namun mereka berani bersorak sorai menyuruh orang lain untuk maju. Mereka ramai berpikir, orang lain saja yang merasakan pahitnya pengorbanan, mereka tak usah. Ya... bantulah sedikit-sedikit dengan kata "Semangat!" biar terlihat sedikit peduli. Ah.. lucu, sangat lucu.

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

(Al-Hadiid 57:20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar