Senin, 14 Oktober 2013

Hanya Isyarat

"... Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan." -Dewi Lestari
________________________________________________________________________________

Ya, sepertinya aku salah. Kita tak pernah tahu bagaimana awal cinta itu bermula dan dimana titik perhentian kita selanjutnya. Kita tak pernah tahu, begitu pula aku. 

Kuasa Allah tak pernah berhenti membuatku belajar. Karena-Nya aku tahu bahwa semua ini ialah jawaban atas segala doaku dulu. Karena-Nya aku tahu Allah ingin menunjukkan sesuatu yang dulu benar-benar mengusik hidupku. Aku tahu bahwa aku salah, karenanya aku meminta pada-Nya untuk memberiku kekuatan menntukan pilihan.

Pada akhirnya, aku bertekad untuk segera menghentikannya. Menghentikan bukan berarti sekejap lupa. Aku tetap ingat. Bertahun-tahun nyata miris menemani perjuanganku untuk bertahan.

"Tapi aku bersyukur kak. Kalau dulu aku tak pernah merasakan rasanya sakit, aku tak kan berproses sejauh ini. Aku tahu kamu juga merasakan hal yang sama. Sepertinya Allah sengaja mengumpulkan kita lewat memori di masa dulu. Kita ini sebenarnya kumpulan orang sakit ya hahaha. Tapi karena-Nya kita dituntun untuk melampiaskan pada jalan yang benar. Karena-Nya kita bisa mengendalikan hati kita untuk sesuatu yang bermanfaat."

Aku tahu betul rasanya berjuang mengendalikan perasaan. Aku tahu betul bagaimana rasanya menikam segala kerinduan yang tak boleh aku utarakan. Aku tahu betul bagaimana rasanya bersabar membiarkan segala luka itu termakan waktu. Dan aku tahu betul ada Allah yang menemaniku menjalani itu semua.

"Aku paham benar bagaimana perasaanmu kak. Karena aku dan kamu mirip sekali. Sekalinya suka, sulit sekali untuk melepaskan dan sulit sekali sebenarnya untuk melupakan. Aku tahu sedalam apa jenis hatimu. Tapi saat kita tahu itu bukanlah hal yang baik di mata-Nya, kesungguhan untuk berubah justru lebih  berharga dari apapun bukan?"

Ingat, kita tak pernah tahu bagaimana awal cinta itu bermula dan dimana titik perhentian kita selanjutnya. Kita tak pernah tahu, begitu pula dengan kamu. Kamu tak pernah tahu ada cinta baru yang akan segera menyapamu. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar